London, MINA – Bentrokan antara tentara Suriah dan orang-orang bersenjata yang loyal kepada mantan Presiden Bashar Assad di wilayah pesisir negara itu, menewaskan lebih dari 70 orang dan menyebabkan wilayah itu berada di luar kendali, kata organisasi pemantau perang pada Jumat (7/3).
Dilansir dari Arab News, militer Suriah mengirim bala bantuan besar-besaran pada Kamis malam ke Kota Latakia dan Tartus, serta kota-kota dan desa-desa terdekat yang merupakan jantung sekte minoritas Alawite dan basis dukungan bagi Assad, media pemerintah melaporkan.
Bentrokan tersebut adalah yang terburuk sejak Assad digulingkan dari kekuasaan pada awal Desember oleh kelompok oposisi bersenjata yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).
Sejak jatuhnya Assad, beberapa serangan sektarian dilakukan terhadap anggota sekte minoritas Alawite-nya. Insiden-insiden ini terjadi meskipun secara resmi otoritas baru telah mengatakan bahwa mereka menentang hukuman kolektif atau pembalasan sektarian.
Baca Juga: Produk Tekstil Indonesia Kena Tarif 47 persen ke AS
Pada Jumat pagi, sejumlah besar tentara dikerahkan di Latakia dan tidak ada warga sipil yang terlihat di jalan. Jam malam masih diberlakukan di kota itu dan daerah pesisir lainnya.
Militer Suriah mengatakan, ada beberapa bentrokan di salah satu lingkungan kota, tetapi sebagian besar kota itu tenang dan di bawah kendali pemerintah.
Organisasi pemantau perang Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa sejak bentrokan dimulai pada Kamis sore, 35 anggota tentara, 32 milisi yang setia kepada Assad dan empat warga sipil telah tewas.
Pimpinan SOHR, Rami Abdurrahman mengatakan, pinggiran kota pesisir Baniyas dan Jableh masih di bawah kendali loyalis Assad. Ia menambahkan, kampung halaman Assad di Qardaha dan banyak desa Alawite di dekatnya juga berada di luar kendali pemerintah.
Baca Juga: Perubahan Strategi di Timteng, AS Tarik Pasukan dari Suriah
Seorang warga Qardaha mengatakan kepada The Associated Press melalui pesan teks, situasinya “sangat buruk.” Warga tersebut, yang meminta namanya tidak dipublikasikan demi alasan keamanan, mengatakan tentara menembaki pemukiman di Qardaha dengan senapan mesin berat.
Warga lainnya mengatakan, mereka tidak dapat meninggalkan rumah mereka sejak Kamis sore karena intensitas penembakan.
Abdurrahman mengatakan, bentrokan dimulai ketika pasukan keamanan mencoba menangkap seorang buronan di dekat Jableh dan disergap oleh loyalis Assad.
suriah/">Konflik Suriah yang dimulai pada Maret 2011 telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dan mengungsikan jutaan orang. []
Baca Juga: Kemlu Prancis: Bantuan Kemanusiaan Harus Diizinkan Masuk ke Gaza.
Mi’raj News Agency (MINA)