Damaskus, 21 Jumadil Awwal 1438/19 Februari 2017 (MINA) – Setidaknya 16 warga, termasuk dua perempuan, tewas pada Sabtu (18/2) waktu setempat akibat serangan roket pasukan pemerintah Suriah yang melanda area permakaman di pinggiran ibu kota Damaskus.
Lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan tujuh roket dan beberapa serangan memukul daerah di pinggiran Qabun, sebuah distrik timur laut Damaskus yang dikontrol oleh pemberontak.
“Serangan menargetkan kuburan ketika seseorang sedang dimakamkan di sana,” kata Kepala SOHR Rami Abdel Rahman seperti dimuat Al Arabiya yang dikutip MINA.
Abdel Rahman sebelumnya mengungkap korban tewas sembilan orang, namun beberapa orang lainnya meninggal karena luka-luka mereka beberapa jam setelah serangan itu. “Masih ada beberapa orang yang terluka kritis,” ujarnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pemberontak dan pasukan rezim Suriah mencapai kesepakatan gencatan senjata lokal di Qabun pada tahun 2014. Namun kekerasan terus meningkat di kawasan yang sekarang dibombardir secara teratur oleh militer pemerintah itu.
Masih pada Sabtu, tiga warga sipil tewas dalam serangan udara pasukan pemerintah di Waer, distrik terakhir yang dikuasai oposisi di Kota Homs. SOHR itu mengatakan dua pemuda bersaudara di antara korban yang tewas.
“Korban bertambah menjadi 30, termasuk 10 anak-anak, jumlah total orang yang tewas saat meningkatnya serangan udara dan bentrokan di Waer,” kata Abdel Rahman.
Kesepakatan lokal lain juga diraih secara khusus untuk wilayah Waer pada Desember 2015, dan ratusan pasukan pemberontak telah meninggalkan daerah itu.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Lebih dari 310.000 orang telah tewas sejak konflik Suriah meletus pada Maret 2011. Tapi setelah hampir enam tahun, konflik telah berubah menjadi perang multilini yang melibatkan kekuatan asing dan kelompok militan yang menonjol.
Sementara itu, utusan PBB untuk Suriah mengatakan pada Ahad (19/2) bahwa pembicaraan damai Suriah yang akan diselenggarakan dari 23 Februari di Jenewa, Swiss, bertujuan untuk melihat celah negosiasi politik. (R11/P02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata