Tentara yang Terluka Saat Lawan Maute Terima Penghargaan

yang terluka saat pertempuran di Marawi terima . (Foto: PNA)

Manila, MINA – Sebanyak 107 tentara yang terluka saat melawan teroris kelompok Maute di Kota Marawi dan daerah lainnya di Mindanao, menerima penghargaan melalui sebuah upacara singkat yang digelar di Rumah Sakit Umum Angkatan Darat di Fort Bonifacio, Kota Taguig.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat (11/8), juru bicara Angkatan Darat Filipina, Letnan Kolonel Ray Tiongson mengatakan, tentara tersebut menerima medali penghargaan sebagai personil Angkatan Darat dalam upacara yang dipimpin Komando Pasukan Dukungan Angkatan Darat, Mayjen Elmer Pabale, sebagaimana kantor berita setempat Philippine News Agency (PNA) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkannya.

Tiongson mengatakan, melalui medali tersebut Angkatan Darat mengakui akan keberanian, profesionalisme, dan kepahlawanan para tentara, yang telah menjadi kebanggaan nasional.

“Angkatan Darat juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua personilnya di Kota Marawi dan seluruh penjuru negeri yang terus mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencapai perdamaian dan stabilitas yang adil dan abadi bagi negara tersebut,” katanya.

Hingga saat ini, jumlah korban tewas dalam krisis Marawi telah sebanyak 552 dari kelompok Maute, 128 tentara pemerintah, dan 45 warga sipil. Sementara sekitar 1.728 warga sipil telah diselamatkan dari cengkeraman musuh dan sekitar 610 senjata telah disita dari para teroris.

Krisis Marawi, juga dikenal sebagai Pertempuran Marawi adalah konflik bersenjata yang sedang berlangsung di Kota Marawi, Lanao del Sur yang mulai pada 23 Mei 2017 antara pasukan keamanan pemerintah Filipina dan militan dari kelompok Maute dan jihad Salafi Abu Sayyaf.

Pemerintah Filipina mengklaim bahwa bentrokan mulai ketika mereka melancarkan serangan terhadap kota untuk menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf, setelah menerima laporan bahwa Hapilon berada di kota tersebut, kemungkinan untuk bertemu dengan militan dari kelompok Maute.

Sebuah baku tembak mematikan meletus saat pasukan Hapilon melepaskan tembakan ke arah gabungan Angkatan Darat dan tim kepolisian dan meminta bala bantuan dari kelompok Maute, sebuah kelompok bersenjata yang telah berjanji setia kepada Negara Islam Irak dan Syam dan yang diyakini bertanggung jawab atas Pengeboman Kota Davao 2016, menurut juru bicara militer.

Militan kelompok Maute menyerang Kamp Ranao dan menduduki beberapa bangunan di kota tersebut, termasuk Balai Kota Marawi, Universitas Negeri Mindanao, sebuah rumah sakit, dan penjara kota.

Mereka juga menduduki jalan utama dan membakar Gereja Santa Maria, Sekolah Ninoy Aquino, dan Perguruan Tinggi Dansalan, yang dikelola oleh Gereja Serikat Kristus di Filipina (UCCP). Kelompok tersebut juga menyerang Katedral Marawi dengan menyandera seorang pastor dan beberapa jemaat gereja.

Pada 26 Mei 2017, Angkatan Bersenjata Filipina mengkonfirmasi bahwa teroris asing bertempur bersama kelompok Maute di Marawi dan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk mengibarkan bendera NIIS di Lanao del Sur Provincial Capitol (Kantor Pemerintahan Provinsi di Marawi) dan mendeklarasikan suatu wilayat atau wilayah provinsi NIIS di Lanao del Sur. (T/B05/R01)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.