Islamabad, 5 Muharram 1437/6 Oktober 2016 (MINA) – Tentara perbatasan India dan Pakistan saling tembak artileri di perbatasan de facto di Kashmir yang disengketakan kedua negara.
Menurut militer Pakistan, pasukan India menembak tanpa alasan pada Rabu (5/10), serangan yang melukai seorang wanita tetapi tidak menyebabkan kerusakan besar di sisi Pakistan dari wilayah Himalaya yang dibagi itu.
Pasukan dari Pakistan kemudian membalas.
“Sekitar pukul 5:00 pm (waktu setempat) terjadi penembakan berat terus-menerus. Semua orang takut dan terganggu, mereka keluar dari rumahnya,” kata Mirza Hamid, warga di distrik Bhimber, kepada Al Jazeera yang dikutip MINA.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Mehmood (35) dari distrik Kotli menjelaskan bahwa penembakan dan mortir berhenti setelah jam tujuh malam waktu setempat.
“Orang-orang sangat takut. Tidak ada mobil di jalan. Kami melihat penembakan semacam ini begitu banyak dibandingkan sebelumnya. Orang harus meninggalkan rumah-rumah mereka,” katanya.
Sumber Pakistan mengatakan, dalam beberapa hari terakhir telah ada gerakan peralatan militer menuju Garis Kontrol (LoC), perbatasan de facto yang memisahkan India dan Pakistan di Kashmir.
Mirza Arshad, seorang wakil komisaris polisi , mengatakan bahwa 100-150 orang telah dievakuasi pada Rabu setelah penembakan dan mereka berlindung di sekolah-sekolah di distrik Bhimber.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Kashmir yang dihuni oleh mayoritas Muslim diklaim secara keseluruhan oleh India dan Pakistan. Kedua negara terlibat tiga kali perang sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1947.
Ketegangan terbaru antara tetangga bersenjata nuklir itu menyusul pembunuhan terhadap 18 tentara India dalam serangan lintas-perbatasan oleh pemberontak Kashmir.
Sebagai tanggapan, militer India mengatakan telah dilakukan “serangan bedah” melawan “unit teroris” di sisi Pakistan dari perbatasan. Namun, Pakistan menolak klaim itu dan menyebutnya sebagai “ilusi”. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung