Ankara, Turki – Tank Kelas Medium Harimau, hasil kerjasama Indonesia-Turki tahap pertama selesai diproduksi. Peresmian 10 unit produksi pertama tersebut dilaksanakan di pabrik FNSS di Ankara, Rabu (16/3).
Dalam rilis KBRI Ankara menjelaskan, pada tahap awal tank ini akan diproduksi 18 unit untuk TNI-AD, 10 telah diproduksi di pabrik FNSS di Ankara, Turki, dan 8 unit sedang dalam tahap produksi di pabrik PT PINDAD, Bandung.
Tank kelas medium yang kerjasamanya mulai digagas pada tahun 2010 ini, sepenuhnya didesain dan dikembangkan oleh dua perusahaan industri kendaraan lapis baja terbaik di Indonesia dan Turki, yaitu FNSS (Turki) dan PT PINDAD. Setelah tahap desain dan pengembangan selesai, produksi bersama dimulai secara resmi pada tahun 2019.
“Keberhasilan kerjama pengembangan dan produksi ini membuktikan keunggulan teknologi Indonesia dan Turki dalam memproduksi kendaraan lapis baja. Kita pantas berharap bahwa kerjasama yang sudah kuat terbangun diantara kedua negara akan semakin kuat di masa mendatang,” ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Agus Subiyanto, saat memberikan sambutan.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Tank yang dalam versi Turkinya diberi nama Kaplan ini merupakan tank terbaik di kelasnya di dunia saat ini. Arsitektur tank ini didesain dengan sejumlah keunikan, meskipun memiliki sistem proteksi paling baik dan berat optimal namun tenaga penggeraknya paling besar dikelasnya sehingga lebih lincah di medan tempur dibandingkan produk sejenis lainnya.
Tank ini juga terhitung generasi baru karena menggunakan sistem persenjataan, sistem elektronik dan sistem kontrol yang terbaru dibanding tank sekelas yang ada saat ini. Desain interiornya dibuat sedemikian rupa untuk kenyamanan dan keamanan maksimal awak tank. Jenis tank ini dianggap paling sesuai dengan kebutuhan medan tempur di Indonesia.
Sebelum diproduksi secara massal, prototipe tank telah menjalani sejumlah ujian yang sangat berat. Mulai dari uji tembak, uji balistik, uji medan di Indonesia dan Turki hingga uji ledakan ranjau.
Seluruh tahap ujian dilewati dengan hasil sangat memuaskan dan berhasil mendapatkan sertifikat, baik dari Angkatan Bersenjata Turki maupun TNI. Tank ini juga merupakan tank pertama produksi Indonesia yang sepenuhnya sudah memenuhi standar NATO.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Ini adalah model kerjasama industri pertahanan yang ideal antara Indonesia dan Turki. Kerjasama dilakukan mulai dari tahap desain dan pengembangan hingga produksi bersama, sehingga benar-benar mengakomodir kebutuhan spesifik di Indonesia. Pemerintah Indonesia mendorong untuk mengembangkan model serupa ke jenis persenjataan lainnya guna memenuhi Kebutuhan Pokok Minimum TNI,” ujar Dubes Iqbal.
FNSS adalah salah satu industri kendaraan militer dan lapis baja terbaik di dunia saat ini. Produknya sudah digunakan di sejumlah negara NATO, Timur Tengah dan Asia Pasifik.
Kerjasama pertahanan dan industri pertahanan Indonesia-Turki mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Pertahanan, Prabowo Subiyanto, sudah beberapa kali melakukan kunjungan ke Turki dalam kurun waktu dua tahun terakhir guna menjajaki sejumlah kerjasama industri pertahanan, baik untuk pemenuhan kebutuhan matra darat, laut dan udara.
Kedua negara juga telah menyelesaikan Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang diharapkan dapat ditandatangani dalam waktu dekat.(R/R1/P2)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Mi’raj News Agency (MINA)