Jakarta, MINA – Internasional Indonesia Book Fair (IIBF) tahun 2019 dikunjungi oleh pelajar terbanyak dari santri Pondok Pesantren (Ponpes) La Tansa Pandeglang, Banten.
Koordinator kegiatan kunjungan Ponpes La Tansa Banten, Suyanto mengatakan, jumlah total dari seluruh santri La Tansa yang berkunjung ke IIBF 2019 ini ada 480 orang, terdiri dari 270 santri putri dan 210 santri putra.
“Ini dari Pesantren La Tansa semuanya dari tiga jenjang SMP, SMA, dan SMK total jumlahnya ada 480 santri dan 50 guru pendamping. Kesini dengan kendaraan 9 bus,” katanya kepada wartawan MINA saat tiba di IIBF tahun 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu (4/9).
Menurutnya, pihak pesantren La Tansa tidak mewajibkan para santri untuk mengikuti kunjungan ke pameran buku tersebut, namun hanya menganjurkan, tujuannya untuk meningkatkan literasi santri dalam membaca.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Kami (Pesantren) tidak mewajibkan, hanya saja menganjurkan. Kunjungan kami juga ada proses pembelajaran selain pengalaman mereka mengikuti ini, ada proses pembelajaran lanjutan tentunya yang kita hidupkan, di antaranya adalah kemampuan anak untuk mengeksplor dalam membaca, kemampuan melihat, bagaimana dunia literasi yang sesungguhnya secara konsep dan pasar yang ada di sini. Jadi anak-anak tidak hanya nonton, duduk keliling selesai,” jelasnya.
Meski menempuh waktu 4-5 jam dari Pesantren menuju pameran buku, namun baginya bukan sebuah halangan untuk memberikan wawasan kepada para santri untuk mengenalkan dunia luar melalui pameran buku internaional ini.
“Alhahamdulillah semuanya sehat, meski dari pesantren kita tadi berangkat jam 08.00 pagi, tiba di acara jam 13.00 siang, karena aga macet,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dua alumni Pesantren La Tansa juga merupakan yang sukses dan sangat terkenal di dunia musik religi yaitu Apoy dan Faank, personil dari Wali Band.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Ia menambahkan, pihak pesantren tidak pernah menutup santri-santrinya untuk mengenal dunia luar, karena itu akan mereka hadapi setelah lulus dari pesantren, untuk itu pihaknya sering mengenalkan satri melaui kunjungan-kunjungan dan perlombaan-perlombaan.
“Untuk ke event-event seperti ini kita sudah empat kali, cuma kemarin ke Islamic Book Fair (IBF) 2019, kita juga selalu bawa masa sejumlah ini, melibatkan sekitar 500 santri dan guru,” katanya.
Ia juga berharap ke depan dengan kegiatan ini dapat melahirkan generasi muda yang rajin membaca, menulis dan memunculkan karya-karya, bukan pemuda yang hobi ke gadget.
“Harapannya ke depan acra juga harus lebih ditingkatkan demi kepuasan para pengunjung, sehingga dari tahun ke tahunnya ada sesuatu yang lebih terkesan,” tambahnya. (L/R10/RI-1)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis