Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat 63 Jiwa Pengungsi Bayi di Kabupaten Pidie Jaya

habibi - Ahad, 11 Desember 2016 - 13:26 WIB

Ahad, 11 Desember 2016 - 13:26 WIB

323 Views ㅤ

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB. (Foto: Royhanul Iman/MINA)

Jakarta, (MINA) – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pasca gempa di Aceh Rabu lalu, di beberapa pos pengungsian terdapat kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia dan disabilitas yang perlu mendapat perlakuan khusus.

“Seperti di pos pengungsian Gampong Tu Kecamatan Panteraja Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, terdapat 63 jiwa bayi usia 0-4 tahun dan 60 jiwa usia 5-9 tahun dari total 500 jiwa,” ujarnya dari ketetangan tertulis yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Ahad (11/22).

Menurut Sutopo, pemberian bantuan berupa makanan untuk bayi dan balita tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Bagi ibu dan bayi yang masih menyusui harus mendapat perhatian yang lebih.

“Air susu ibu adalah makanan yang paling sempurna bagi bayinya. Bagaimana pun, menyusui dalam kondisi darurat menjadi lebih penting karena terbatasnya sarana untuk penyiapan susu formula, seperti air bersih, bahan bakar dan juga kesinambungan tersedianya susu formula dalam jumlah yang memadai,” katanya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Ia menjelaskan, beberapa pengalaman sebelumnya di Indonesia saat tanggap darurat bencana, menunjukkan bahwa susu formula dan susu bubuk adalah bantuan yang umum diberikan dalam keadaan darurat. Sayangnya, produk-produk ini seringkali dibagikan tanpa kontrol yang baik dan dikonsumsi oleh bayi dan anak-anak yang seharusnya masih harus disusui. Sehingga menyebabkan mereka mudah terkena diare.

“Unicef dan WHO telah mengingatkan bahaya pemberian susu formula di pengungsian. Apa yang terjadi pasca bencana Gempa di Bantul Yogyakarta hendaklah dijadikan pelajaran. Pemberian susu formula kala itu justru meningkatkan terjadinya diare pada anak dibawah usia dua tahun. Di mana ternyata 25 % dari penderita itu meminum susu formula,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Sutopo, pastikan tidak ada donasi susu formula dan produk bayi lainnya seperti botol, dot, empeng tanpa persetujuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

“Dihimbau masyarakat dan semua pihak untuk memperhatikan jenis bantuan yang diperlukan. Niat baik untuk membantu sesama agar justru tidak menimbulkan masalah baru khususnya bagi bayi dan balita di pengungsian,” tutupnya. (L/M09/P2)

Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia