Havana, MINA – Presiden Negara Kuba Miguel Diaz Canel pada Senin (20/11) di Istana Revolusi Havana, Kuba, Amerika Selatan, menerima 144 mahasiswa Palestina yang belajar kedokteran, termasuk 53 mahasiswa yang lahir di Jalur Gaza.”
Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan besar untuk dapat merangkul mereka semua. Negara kami berdiri dan akan terus mendukung perjuangan persaudaraan rakyat Palestina,” kata Presiden Canel dalam sambutannya, dikutip Quds Press.
Canel menjelaskan, Kuba adalah sekolah terbesar dan model solidaritas internasional terbaik di dunia.
“Kuba mempraktikkan solidaritas sejati dan pembelaan kemanusiaan, tidak hanya dalam kata-kata tetapi dalam perbuatan. Di sini ia melatih puluhan pemuda Palestina,” ujar Canel.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Canel menekankan kepada pemuda Palestina bahwa mereka belum kehilangan akarnya, dengan teguh terus membela tanah airnya.
“Pemuda Palestina belum kehilangan akarnya, namun sebaliknya, melalui perasaan dan kisah hidup yang mereka bagikan kepada kami, mereka juga mengungkapkan keyakinan teguh mereka untuk membela tanah air mereka,” kata Canel.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Perdana Menteri Kuba Manuel Marrero dan Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez, serta pejabat-pejabat partai .
Dalam pertemuan tersebut, para mahasiswa Palestina menyerahkan keffiyeh Palestina kepada Presiden Kuba dan anggota pemerintahannya, sebagai ungkapan terima kasih atas posisi Kuba, menekankan perlunya memberikan tekanan lebih besar pada komunitas internasional untuk menghentikan pendudukan Israel dan tindakan yang sedang berlangsung, agresi terhadap Jalur Gaza.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel juga menemani para pelajar Palestina ke alun-alun peringatan Jose Martí, tempat bendera Palestina dikibarkan, dan sebuah band musik menampilkan lagu-lagu revolusioner untuk mendukung Palestina.
Setidaknya ada 224 warga Palestina sedang belajar kedokteran di negara Karibia tersebut, 78 di antaranya berasal dari Jalur Gaza. Sejak tahun 2005, 104 dokter Palestina baru saja lulus.
Sebelumnya, terkait agresi di Gaza, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez pada 19 Oktober telah mengecam keras tindakan Pendudukan Israel sebagai “pemboman tanpa pandang bulu yang dilakukan pendudukan terhadap penduduk Gaza dan penghancuran rumah, rumah ibadah, rumah sakit, dan infrastruktur sipil.”
“Tidak ada yang dapat membenarkan tindakan tersebut, yang dianggap sebagai hukuman kolektif, pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Menlu Rodriguez.(T/R5/P1)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Mi’raj News Agency (MINA)