Jakarta, MINA – Setelah menerima penghargaan sebagai bank sentral terbaik 2018 dari Global Islamic Finance Award (GIFA) Committee, Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk terus berkoordinasi dengan seluruh lembaga terkait dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan, penghargaan ini merupakan sebuah bentuk pengakuan dunia internasional terhadap pemikiran serta inisiasi yang dilakukan oleh BI dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dan internasional.
“Bank Indonesia akan berfokus pada pengembangan tiga pilar utama yaitu pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah, pendalaman pasar keuangan syariah dan pengembangan keilmuan serta edukasi syariah,” ungkap Agusman.
Berdasarkan keterangan resmi dari BI, Rabu (3/10), penghargaan yang diterima Bank Indonesia merupakan penghargaan tertinggi di dunia dalam bidang keuangan syariah.
Baca Juga: Semangat dan Haru Iringi Pemberangkatan Kloter Pertama Haji dari Surabaya
Bank Indonesia menerima penghargaan tersebut pada acara 8th GIFA Award 2018 2018 di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina pada Sabtu (29/9).
Menurut Agusman, pemberian penghargaan kepada Bank Indonesia didasari kepada beberapa kriteria. Pertama, adanya dasar penelitian dalam mendorong keuangan dan perbankan syariah.
Kriteria penilaian kedua adalah adanya kerja sama erat dengan lembaga-lembaga lain yang terlibat meningkatkan ekonomi dan keuangan syariah.
“Ketiga, dukungan dan penyelenggaraan berbagai seminar dan workshop dalam ekonomi dan keuangan syariah,” tambahnya.
Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS
Selain kategori The Best Central Bank of The Year 2018, delegasi Indonesia juga mendapatkan penghargaan pada kategori Best Zakat Management (BAZNAS), Best Emerging Islamic Capital Market dan Best Supporting Institution of the Year (Indonesia Stock Exchange), dan Best Islamic Bank for SME Banking (Bank Tabungan Pensiunan Syariah).
Delegasi negara-negara lain yang aktif dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah global juga turut hadir seperti Malaysia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Turki, dan Qatar. (R/Sj/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Airlangga: Tarif Impor AS ke Produk Indonesia Bisa Tembus 47 Persen
Baca Juga: Google Akui Kesalahan Data Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS