Paris, MINA – Mahasiswa di sejumlah kampus ternama di Perancis melakukan aksi solidaritas untuk Palestina, terinspirasi oleh rekan-rekan mereka di Universitas Coloumbia di New York, Amerika Serikat (AS), beberapa waktu lalu.
Mahasiswa Universitas Sorbonne di Paris melakukan demonstrasi dengan mendirikan tenda, meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan mengibarkan bendera Palestina di kampus mereka pada Senin, (29/4).
Sementara itu, mahasiswa Universitas Sciences Po menduduki beberapa bagian institusi tersebut dan memblokir pintu masuk ke sebuah gedung pada pekan lalu sebelum polisi anti huru hara turun ke kampus itu, sebagaimana diberitakan Al Jazeera pada Selasa (30/4).
Perdana Menteri Gabriel Attal mengatakan, pemerintahannya tidak setuju dengan aksi pro-Palestina itu dan menyebutnya sebagai tindakan berbahaya.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Tidak akan mentolerir tindakan kelompok minoritas yang bertindak berbahaya yang mencoba memaksakan aturan dan ideologi yang berasal dari Amerika Utara,” katanya, menyusul blokade tiga hari di universitas bergengsi itu.
Diketahui, Gabriel Attal dan Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan alumni terkemuka dari Universitas Sciences Po.
Para pengunjuk rasa Sciences Po pertama kali menduduki sebagian kampus pada Rabu (24/4) setelah 100 mahasiswa memilih untuk mendirikan tenda di kompleks universitas.
Selain menuntut diakhirinya agresi Israel, mereka juga meminta universitas itu untuk memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga Israel dan bisnis lain yang mereka anggap terlibat dalam genosida di Gaza yang hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 34.500 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Sebagai informasi, Sciences Po menjalin kemitraan dengan beberapa universitas Timur Tengah, termasuk Universitas Tel Aviv di Israel, sementara beberapa mahasiswa sarjana dan pascasarjana belajar dalam program pertukaran di Israel.
Beberapa jam setelah demonstrasi dimulai, presiden sementara universitas itu, Jean Basseres, memanggil petugas polisi anti huru hara guna membubarkan aksi pro-Palestina itu.
Meskipun tidak ada penangkapan yang dilakukan, keputusan Basseres tersebut melanggar garis merah, menurut beberapa mahasiswa dan dosen. Protes berlanjut pada Kamis dengan beberapa orang berkemah semalaman.
Valerie Pecresse, presiden wilayah Ile-de-France di mana Paris berada, telah mengumumkan bahwa pendanaan wilayah tersebut untuk Sciences Po Paris akan dipotong sampai “ketenangan dan keamanan dipulihkan di sekolah,” merujuk pada aksi damai pro-Palestina yang digelar mahasiswa.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Sebelumnya, ribuan orang telah bergabung dengan pengunjuk rasa pro-Palestina di Kolombia, sebuah universitas Ivy League, dan beberapa kampus Amerika lainnya. Ratusan orang telah ditangkap sementara beberapa lainnya diskors dari perkuliahan mereka.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon