Jakarta, MINA – Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan menjelaskan, terjadi kebakaran sebanyak 1.034 kali selama Januari-Juli 2023.
Satradi menjelaskan, kemudian, pada 1-15 Agustus 2023 telah terjadi 88 kebakaran di DKI Jakarta.
“Beberapa dugaan penyebab terjadinya kebakaran pada periode tersebut disebabkan oleh faktor listrik sebanyak 42 kejadian, membakar sampah sebanyak 19 kejadian, ledakan gas sebanyak tujuh kejadian, puntung/api rokok sebanyak empat kejadian, dan lainnya 15 sebanyak kejadian. Berdasarkan data tersebut, penggunaan listrik masih menjadi faktor terbesar penyebab terjadinya kebakaran di DKI Jakarta,” jelas Satriadi kepada media, Rabu (16/8), demikian keterangan yang diterima MINA.
Satriadi menambahkan, kenaikan suhu pada musim kemarau mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam menggunakan listrik yang berlebih. Peningkatan penggunaan listrik yang kurang bijaksana dapat menyebabkan perangkat elektronik, kabel listrik, dan instalasi listrik menjadi lebih rentan terhadap gangguan atau korsleting.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Selain itu, musim kemarau juga berdampak pada kurangnya sumber air yang merupakan bahan utama dalam pemadaman kebakaran.
Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji menuturkan sepanjang bulan Januari hingga Juli 2023 tercatat telah terjadi kebakaran pada gedung/permukiman sebanyak 356 kejadian.
“Mayoritas kebakaran terjadi akibat korsleting listrik yakni 256 kejadian dan kebocoran/meledaknya tabung gas sebanyak 45 kejadian. Adapun kebakaran paling tinggi melanda pada 778 unit rumah dan 546 bangunan semi permanen,” tutur Isnawa.
Menyikapi hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta melalui BPBD Provinsi DKI Jakarta melakukan inisiasi untuk melakukan pemantauan dan bedah instalasi listrik di kawasan permukiman menengah ke bawah. (R/R8/P2)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)