Banda Aceh, 26 Jumadil Akhir 1438/25 Maret 2017 (MINA )- Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (selanjutnya disebut Puslitbang Lektur) Balitbang Diklat Kemenag akan kembali menerjemahkan Al-Quran dalam bahasa daerah.
Kali ini, Kitab Suci umat Islam ini akan diterjemahkan dalam Bahasa Aceh. Untuk itu, Puslitbang Lektur telah menjalin kerjasama dengan UIN Ar-Raniry, demikian web UIN Ar-Raniry, yang dikutip MINA.
Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan Kepala Puslitbang Lektur Choirul Fuad Yusuf dan Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi Ibrahim pada Jumat (24/3) di Ruang Sidang Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Choirul Fuad Yusuf mengatakan, kerjasama kedua belah pihak diharapkan akan memudahkan proses penerjemahan dan nantinya dapat membantu masyarakat muslim Aceh dalam memahami Al-Quran.
Menurutnya, setidaknya ada dua tujuan penerjemahan; pertama, memberikan pelayanan bagi umat Islam dalam memahami isi Al-Quran.Tujuan kedua adalah konservasi budaya.
Dengan penerjamahan ini, lanjut Choirul Fuad, juga diharapkan bahasa Aceh dapat lestari. Selain itu, penerjemahan ini diharapkan akan memperkaya khazanah budaya nusantara sehingga kita makin kaya dengan produk peradaban Indonesia.
Sejak tahun 2012, Kemenag telah meluncurkan 12 terjemahan Al-Quran dalam bahasa-bahasa daerah, di antaranya bahasa sasak NTB, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Makassar, bahasa Toraja, Madura dan lainnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Kita targetkan ke depan akan menghasilkan 16 terjemahan Al-Quran dalam berbagai bahasa daerah,” ujarnya.
Penerjemahan Al-Quran dalam bahasa Aceh ditargetkan selesai dalam dua tahun. “Tahun pertama dilakukan penerjemahan, dan tahun kedua dilakukan validasi dan lainnya. Insyaallah akan dilaunching pada tahun 2018 mendatang,” ujarnya.
Rektor UIN Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim menyambut baik kerjasama ini. Dia berharap sinergi tersebut akan bermanfaat dalam pengembangan khazanah keislaman, khususnya bagi masyarakat Aceh.
Farid menyebutkan, tim kerja nantinya akan dibentuk UIN Ar-Raniry, terdiri dari ahli bidang penerjemahan, ahli tafsir, ahli bahasa Aceh, dan kemampuan lainnya seperti mampu mengetik bahasa Arab yang baik.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Mudah-mudahan hasilnya akan menjadi sumbangan atau khazanah pemikiran baru atau produk baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Aceh dalam mempelajari Al-Quran dengan baik,” ujarnya.
“Kita meyakini dengan adanya Al-Quran terjemahan dalam bahasa Aceh akan sangat membantu masyarakat nantinya dalam memahami isi dan kandungan Al-Quran,” imbuhnya. (T/R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia