Cirebon, MINA – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, menanggapi pembentukan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 oleh presiden sebagai langkah tepat, meski agak terlambat.
“Gugus tugas harus bekerja progressif, fokus, memiliki indikator kerja dan time line yang jelas. Harus langsung kerja ya, lakukan terobosan, dan jangan sampai terjebak pada urusan administrasi atau birokrasi,” kata Netty dalam keterangan tertulis diterima MINA, Ahad (15/3).
Menurutnya, sejak awal DPR sudah mendesak pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk tidak lamban dalam penanganan tersebut, Ia menilai keterlambatan Implikasinya sudah kemana-mana. Kepanikan menyebar di masyarakat sampai pada panic buying akibat kurangnya informasi yang tepat.
“Rumor dan hoax bertebaran. Bahkan muncul pemain masker yang mengambil kesempatan dengan mencari keuntungan pribadi. S pertimbangan mengapa WHO secara khusus menyurati Indonesia agar menerapkan darurat nasional,” katanya.
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
Netty meminta lebih pemerintah transparan tentang daerah mana saja yang sudah sebaran Covid-19 agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam melakukan antisipasi.
“Petakan dengan jelas dan informasikan pada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Daerah yang menjadi entry point warga negara asing seperti Kuala Namu, Menado, Bali, dan daerah lainnya, harus mendapat perhatian khusus. Jika diprediksi makin meningkat, kondisi ini dapat dijadikan dasar untuk dilakukan lock down sebagai langkah pencegahan penyebaran lebih luas,” tambahnya.
Ia meminta agar ada pembatasan mobilitas penduduk dari desa dan ke kota dengan pasien positif Covid-19. “Tunda semua event yang melibatkan banyak orang. Terapkan remote working dan sekolah off line.
Terkait penanganan orang dengan pengawasan (ODP) dan pasien dengan pemantauan (PDP), Netty menyesalkan bahwa proses pengetesan spesimen pada PDP masih harus dilakukan di Balitbangkes, Jakarta.
Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum BebasKan Al-Aqsa
“Bagaimana keamanannya selama dibawa? Apakah Kemenkes tidak mampu menyiapkan laboratorium di setiap kota-kota besar?,” tanya Netty.
Dia berharap gerakan pencegahan tangkal Covid-19 harus melibatkan masyarakat secara masif. Manfaatkan waktu jelang Ramadhan ini sebagai momentum untuk mengokohkan kesadaran hidup bersih dan sehat dengan mendekatkan diri pada Allah SWT, gotong royong dan saling kasih sayang.
“Tangkal Covid-19 dengan cara salam isyarat di dada, cuci tangan dengan sabun, penyediaan hand sanitizer, pengukuran suhu tubuh, etika batuk dan bersin, serta penggunaan masker di tempat-tempat publik. Sebaiknya ini menjadi gerakan bersama semua elemen masyarakat,” kata Netty. (L/ /B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H