New York, MINA – Militer AS pada akhirnya mengungkapkan bahwa 11 tentaranya terluka dalam serangan rudal Iran di dua pangkalannya di Irak awal bulan ini, meskipun sebelumnya klaim awal Trump membantah adanya korban.
Serangan 8 Januari rudal-rudal Iran ke pangkalan di dekat Baghdad dan Erbil, diluncurkan sebagai pembalasan atas terbunuhnya Mayor Jenderal Qassim Suleimani.
“Meskipun tidak ada yang tewas dalam serangan Iran 8 Januari di pangkalan udara Al Asad, tapi ada beberapa dirawat karena gejala gegar otak akibat ledakan dan masih dirawat,” Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Sentral AS mengatakan dalam sebuah pernyataan. Business Recorder melaporkan Jumat (17/1`).
“Sebagai prosedur standar, semua personel di sekitar ledakan diperiksa untuk cedera otak traumatis, dan jika dianggap tepat diangkut ke tingkat perawatan yang lebih tinggi,” Urban menjelaskan.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Sebelumnya, dalam pernyataan Presiden Trump mengatakan bahwa tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan itu.
Pada hari-hari setelah serangan itu, beberapa pasukan AS diangkut dari Pangkalan Udara Al Asad di Irak ke Pusat Medis Regional Landstuhl di Jerman. Sementara yang lain dikirim ke Camp Arifja di Kuwait untukn tindak lanjut penanganan, tambahnya.
“Pada saat ini, delapan orang telah diangkut ke Landstuhl, dan tiga telah diangkut ke Camp Arifjan,” kata juru bicara itu. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi