Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata 150 Ribu WNI Bekerja di Kamboja, Waspadai Penipuan Rekrutmen Online

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

0 Views

Gus Muhamimin Iskandar (foto: Wiki)

Malang, MINA – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Gus Imin mengungkapkan bahwa sekitar 150 ribu warga negara Indonesia (WNI) saat ini bekerja di Kamboja, baik secara legal maupun ilegal. Ia menilai fenomena ini mengkhawatirkan, mengingat Kamboja merupakan negara yang secara ekonomi masih berada di bawah Indonesia.

“Itu sampai sekarang di Kamboja saja sudah tidak kurang dari 150 ribu orang yang bekerja. Termasuk yang jualan Soto Madura di sana,” kata Gus Imin saat menghadiri Global Talent Day di Malang, Sabtu (9/8).

Ia menegaskan bahwa sebagian besar pekerja Indonesia di Kamboja menempati berbagai sektor, mulai dari kuliner, perdagangan, hingga pekerjaan informal lainnya. Namun, ia mengingatkan bahwa banyak dari mereka terjebak dalam penipuan rekrutmen online yang berujung pada eksploitasi.

“Bekerja orang Indonesia, jual makanan orang Indonesia, yang legal orang Indonesia, yang ilegal orang Indonesia. Padahal Kamboja lebih miskin dari Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Tanggul Jebol, Perumahan di Kemang Bogor Terendam Banjir

Cak Imin mengingatkan calon pekerja migran agar selalu memverifikasi informasi lowongan kerja di luar negeri. Menurutnya, media sosial kerap digunakan sebagai sarana rekrutmen ilegal oleh jaringan perdagangan orang.

“Sekarang sangat mudah mengakses sumber rekrutmen online, tapi banyak yang hoaks. Ini yang parah. Terakhir kita menyelamatkan korban perdagangan orang ke Myanmar, Kamboja. Ada tiga negara besar jumlah rekrutmennya lewat Facebook,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah daerah dan kementerian terkait memiliki tanggung jawab memperbarui dan memverifikasi informasi lowongan kerja luar negeri. Hal ini penting untuk mencegah masyarakat menjadi korban penipuan dan eksploitasi.

Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri, kasus penipuan berkedok tawaran kerja di Kamboja, Myanmar, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya terus meningkat. Banyak korban yang dijebak untuk bekerja di perusahaan penipuan daring (scam) dengan kondisi kerja paksa dan ancaman kekerasan.  []

Baca Juga: HUT RI, Khofifah Imbau Masyarakat Kibarkan Merah Putih, Bukan Bendera One Piece

Mi’raj News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda