Teror Pemukim Yahudi di Jalan Raya Palestina

Jad (3 tahun) putra Alaa Sawafta (36) terluka terkena lemparan batu pemukim Yahudi Israel, Kamis malam, 21 Januari 2021. (Wafa)

Alaa Sawafta (36) sedang dalam perjalanan pulang bersama keluarganya untuk merayakan ulang tahun ketiga dari anak kecilnya yang Bernama Jad, ketika tiba-tiba sekelompok Israel yang mengamuk melempari kendaraan mereka dengan batu, melukai Jad dan ibunya.

Sekitar pukul 20.00 Kamis lalu (waktu setempat), ayah dua anak itu dan keluarganya meninggalkan kota Ramallah di Tepi Barat, tempat ayahnya bekerja, menuju kampung halaman mereka di Tubas, di utara wilayah itu. Beberapa menit dalam perjalanan mereka, dekat desa Burqa, keluarga itu dikejutkan oleh rentetan batu yang dilemparkan ke kendaraan mereka oleh sekelompok pemukim Israel garis keras.

“Suasananya gelap. Saat kami sampai di persimpangan desa, seseorang dari jauh menerangi kami dengan senter. Saya mengira itu patroli polisi Israel dan karena itu saya mengurangi kecepatan hingga mobil berhenti,” kata Alaa.

“Tiba-tiba dua pemukim [Israel] mengepung kendaraan, dan salah satu dari mereka ingin membuka pintu secara paksa, sementara yang lain mulai menendang bagian depan kendaraan dengan kakinya.”

Alaa mengatakan, untunglah kedua pemukim itu tidak bisa membuka pintu kendaraan. Pada saat itu, kelompok lain yang terdiri sekitar dua puluh pemukim terlihat menyerang mereka dari berbagai arah dan melempar mobil dengan batu, menghancurkan kaca depannya.

Alaa segera menginjak gas maksimum dan melarikan diri dari tempat kejadian.

Alaa menggambarkannya sebagai keselamatan yang ajaib.

“Para pemukim menghancurkan semua rencana kami untuk merayakan ulang tahun ketiga anak kecil saya, Jad. Kami telah merencanakan untuk merayakan ulang tahunnya bersama keluarga besar di Tubas pada hari Jumat, tetapi kami harus pulang ke Ramallah, tempat Jad dirawat di Kompleks Medis Palestina,” kata Alaa.

“Untuk pertama kalinya, saya merasa keluarga saya ketakutan. Saya belum pernah mengalami serangan seperti itu sebelumnya. Mereka [para pemukim] sangat brutal terhadap anak-anak saya, kematian ada di depan mata kami!” katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir, jalan utama yang menghubungkan kota-kota di Tepi Barat yang diduduki menjadi berbahaya karena gelombang serangan mendadak dan penyergapan oleh geng-geng pemukim Israel yang terorganisir.

“Kami tidak lagi merasa aman di jalan karena kegilaan para pemukim dan perilaku intimidasi mereka,” tambah Alaa. (AT/RI-1/P1)

sumber: Wafa

Mi’raj News Agency (MINA)