Jakarta adalah kota yang kaya sejarah, budaya, dan keragaman agama. Di tengah-tengah kesibukan dan keriuhan yang menghiasi kota ini, berdiri dua tempat ibadah yang menjadi saksi sejarah bangsa, yaitu Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, dan Gereja Katedral, salah satu gereja tertua di Indonesia.
Meski umat Islam dan Kristen memiliki perbedaan keyakinan, para pengguna kedua tempat ibadah ini telah lama hidup berdampingan dengan damai. Simbol harmoni dan persatuan itu kini diwujudkan dalam sebuah situs monumental, yaitu Terowongan Silaturahim, yang menghubungkan kedua tempat ibadah tersebut.
Pembangunan terowongan bawah tanah ini dimulai 15 Desember 2020 dan selesai pada pada 20 September 2021, bersamaan dengan direnovasinya Masjid Istiqlal. Ini bukan hanya sebuah terowongan untuk penyeberangan saja, melainkan juga simbol toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Terowongan tersebut dibangun untuk memudahkan pengunjung mengakses kedua tempat ibadah tersebut, terutama saat ada acara keagamaan besar yang diselenggarakan di Masjid Istiqlal atau Gereja Katedral. Terowongan ini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung fisik antara Masjid dan Gereja, tetapi juga sebagai penghubung toleransi dan kerjasama antara umat Muslim dan umat Khatolik.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Adanya terowongan ini menjadi pengingat, perbedaan keyakinan atau agama bukanlah halangan untuk saling menghormati dan bekerja sama. Sebaliknya, perbedaan tersebut dapat menjadi kekayaan dan sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang lebih harmonis.
Sejak dibuka, Terowongan Silaturahim telah menjadi simbol kuat dari kerukunan antar umat beragama di Indonesia, yang dikenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Kehadiran terowongan ini menunjukkan bahwa persatuan dan perdamaian dapat dicapai dengan itikad baik dan saling pengertian antara umat beragama.
Selain itu, terowongan ini juga memungkinkan terbangunnya dialog antar umat beragama. Melalui proyek ini, pemerintah menunjukkan, toleransi dan dialog tidak hanya diwujudkan tidak hanya dengan kata-kata, namun dengan sarana yang membantu terbangunnya perdamaian dan keharmonisan sosial.
Keberadaan Terowongan Silaturahim adalah pengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan toleransi. Terowongan ini adalah warisan yang tidak hanya berupa infrastruktur fisik, namun menjadi pesan kepada generasi mendatang bahwa persatuan dalam keberagaman adalah hal yang harus terus dilestarikan.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Di tengah tantangan global yang kerap berpotensi memperparah perbedaan agama, suku, dan budaya, Terowongan Silaturahim hadir sebagai contoh bagaimana keragaman dapat dijaga tanpa mengorbankan persatuan. Indonesia, dengan sejarah panjangnya sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat beragam, telah mengajarkan kepada dunia bahwa kerukunan antar umat beragama adalah kunci perdamaian yang berkelanjutan.[An]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh