Daraa, MINA – Sekitar 200 warga melarikan diri dari serangan pasukan Pemerintah Bashar al-Assad terhadap Kota Daraa dan Quneitra sehingga terpepet ke perbatasan dengan wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Menurut pernyataan Juru Bicara Militer Israel kepada Anadolu Agency dikutip MINA, Rabu (18/7), tentara Israel tidak akan mengizinkan 200 pengungsi itu, di antaranya adalah wanita dan anak-anak, memasuki Israel.
Para pengungsi Suriah tersebut berjalan menuju perbatasan Israel dengan bendera putih di tangan mereka. Namun mereka terpaksa kembali setelah mendapat peringatan dari tentara Israel untuk tidak mendekati perbatasan.
Terkait dengan serangan rezim di Daraa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pihaknya akan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan dan melindungi batas-batas negaranya.
Baca Juga: Usai Serangan Rudal Yaman, Israel Hentikan Semua Penerbangan di Ben Gurion
Kendati demikian, ia menyatakan tidak akan mengizinkan para pengungsi yang kabur dari serangan rezim di Daraa memasuki Israel.
Pasukan Pemerintah Suriah dan para pendukungnya berhasil mengambil alih wilayah Daraa di barat daya Suriah dari tangan para oposisi 10 Juni lalu. Pada 20 Juni, pasukan Rusia juga memulai serangan-serangan udara di daerah tersebut.
Kota-kota di wiliayah Daraa dan Qra di barat daya Suriah merupakan bagian dari empat titik zona de-eskalasi yang telah ditetapkan oleh negara-negara penjamin, Turki, Iran dan Rusia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Astana, Mei 2017 lalu.
Pasukan rezim mulai maju ke wilayah perbatasan Israel pasca keberhasilan mereka mengambil alih sebagian besar wilayah Kota Daraa di perbatasan Yordania. (T/R03/P1)
Baca Juga: Freedom Flotilla, Kapal Bantuan ke Gaza Diserang Drone di Perairan Internasional
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang Dekat Istana Presiden Suriah