DI TENGAH eskalasi konflik yang terus berlangsung di Gaza, laporan terbaru mengungkap adanya fasilitas penjara bawah tanah di Israel yang digunakan untuk menahan pejuang Hamas dan Hezbollah dalam kondisi yang sangat buruk.
Penjara yang berlokasi di Israel tengah tersebut menahan sekitar 75 tahanan dalam situasi yang jauh dari standar kemanusiaan, demikian dilaporkan The Palestine Chronicle dikutip MINA, Ahad (12/1).
Penjara Tanpa Sinar Matahari
Menurut laporan dari lembaga penyiar publik Israel, KAN, fasilitas bawah tanah itu dirancang untuk menahan individu-individu yang disebut sebagai paling berbahaya, termasuk anggota pasukan elite Hamas dan Unit Radwan dari Hizbullah.
Baca Juga: Palestina Peringatkan Strategi Israel Perparah Pembersihan Etnis
Tahanan di sana dirantai dan dikurung di dalam sel selama 23 jam sehari, hanya diizinkan keluar ke halaman kecil tertutup selama satu jam. Bahkan, ventilasi kecil di ruang tahanan telah ditutup rapat, menghilangkan akses mereka terhadap sinar matahari.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menyatakan bahwa tempat tersebut adalah “tempat alami” bagi tahanan tersebut, memperkuat kebijakan keras yang diterapkan otoritas penjajah Zionis Israel terhadap tahanan politik.
KAN melaporkan, para tahanan hanya diberikan kasur dan sedikit makanan. Kondisi ini mencerminkan kebijakan penahanan yang keras dan memicu kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia internasional. Laporan juga menyebutkan penggunaan teknologi canggih di dalam penjara, seperti kamera pintar di setiap sel yang memantau setiap gerakan tahanan secara ketat.
Penahanan di Tengah Tuduhan Genosida
Baca Juga: Penyelidikan Israel Simpulkan Militer Bunuh Dua Pemukim pada 7 Oktober
Penggunaan penjara bawah tanah ini mencuat di tengah tuduhan genosida yang dihadapi Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). Sejak 7 Oktober 2023, serangan di Gaza telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 109.000 orang. Sebanyak hampir tiga persen populasi Gaza telah tewas, dengan korban terbanyak adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.
Organisasi-organisasi kemanusiaan menilai bahwa tindakan Israel dalam menahan tahanan tanpa akses cahaya matahari dan dalam kondisi yang tidak manusiawi melanggar hukum internasional. Situasi ini diperburuk oleh pengungsian besar-besaran dan krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan yang tiada henti.
Komunitas internasional dihadapkan pada tantangan besar untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia ini. Pengawasan dan tekanan global dibutuhkan agar hak-hak dasar para tahanan dihormati, dan kekerasan di Gaza dapat segera diakhiri.
Dengan terus berkembangnya situasi di Gaza, dunia dituntut untuk bersikap tegas dalam menegakkan hukum internasional dan melindungi hak asasi manusia di wilayah konflik.[]
Baca Juga: Kerugian Israel Akibat Perang Gaza Capai 67 Miliar Dolar
Mi’raj News Agency (MINA)