Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teruslah Berjuang Sampai Meraih Surga

Nur Hadis - Rabu, 30 November 2022 - 23:31 WIB

Rabu, 30 November 2022 - 23:31 WIB

66 Views

Oleh: Mustofa Kamal, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Shuffah Al-Qur’an Abdullah bin Mas’ud (STISA-ABM) Lampung.

Sering kita berkata-kata, berjuang dengan jiwa dan raga. Dalam bahasa Al-Qur’an berjuang menggunakan kalimat jihad atau Jihadu fii sabilillah (berjuang di jalan Allah). Dan sudah menjadi kelaziman kalimat berjuang disertai dengan doa. Berjuang dan berdoa adalah satu paket kalimat yang selalu bergandengan, ada perjuangan namun juga tak lupa berdoa.

Selama hayat masih di kandung badan (selama ruh masih ada dalam raga atau selama kita masih hidup), selama nadi masih berdenyut, selama nafas masih berhembus, jangan pernah kita berhenti berjuang dan berdoa.

Selagi muda kita berjuang, sudah tuapun tetap berjuang. Jangan pernah berhenti berjuang, karena ini belum berakhir, akhir dari perjuangan adalah ketika hayat tidak lagi dikandung badan, ketika nadi tak berdenyut, ketika nafas tak lagi berhembus.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Haji Rhoma Irama dalam bait-bait syair lagunya tertulis tentang perjuangan dan doa;

Berakit-rakit ke hulu

Berenang ke tepian

Sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Baru kemudian bersenang-senang

Pahit rasanya empedu

Manis rasanya gula

Sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Baru kemudian berbahagia

Berjuang (berjuang)

Berjuang sekuat tenaga

Tetapi jangan lupa

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Perjuangan harus pula disertai doa

Rintangan (rintangan)

Rintangan sudah pasti ada

Hadapilah semua dengan tabah

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Juga dengan kebesaran jiwa

Artinya tidak ada perjuangan yang diawali kemudahan, sakit, susah, pahit itu pasti, namun pada akhirnya kita akan mendapat kemudahan, akan bahagia, akan mendapat rasa manis, yakni balasan dari Allah Subhanahu wata’ala yakni surganya.

Orang yang berjuang di jalan Allah secara sungguh-sungguh maka Allah akan memberikan jalan keluar. Allah Azza Wa Jalla berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjuang) di (Jalan) Kami, Kami akan benar-benar menunjukkan Jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Al-Ankabut:69).

Ibnu Abbas radhiyallahu a’nhu berkata: “Barangsiapa yang berjuang dalam ketaatan kepada Kami, sungguh Kami akan memberi petunjuk kepada mereka jalan (menuju) balasan kebaikan dari Kami”.

Abu Sulaiman ad-Daaraaniy rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang berjuang (mengamalkan) apa yang diketahuinya, sungguh Kami akan memberikan petunjuk kepada mereka kepada hal-hal yang belum diketahuinya”. (Fathul Bayaan fi Maqooshidil Qur’an, Shiddiq Khan (10/219))

Berjuanglah dengan Al-Qur’an

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan agar supaya umat Islam berjuang dengan Al-Qur’an. Hal ini telah Allah firmankan dalam QS. Al-Furqan:52;

فَلَا تُطِعِ ٱلْكَـٰفِرِينَ وَجَـٰهِدْهُم بِهِۦ جِهَادًۭا كَبِيرًۭا

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.

Menurut Ibnu Abbas, Dhamir yang ada dalam ayat ini merujuk kepada Al-Qur’an. (Tafsir Ibnu Katsir). Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain oleh firman-Nya:

Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِين

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu….(QS. At-Taubah: 73)

Peran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah sebagai Nabi yang diutus untuk seluruh manusia, berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya yang hanya diutus untuk kaumnya, maka dalam hal ini Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang tercantum di dalam kitab Sahihain,

“بُعِثْتُ إِلَى الْأَحْمَرِ وَالْأَسْوَدِ”

Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika

Aku diutus kepada orang yang berkulit merah dan yang berkulit hitam.

Dan dalam hadits yang lainnya lagi yang juga ada di dalam kitab Sahihain disebutkan:

“وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً”

Dahulu nabi diutus khusus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh umat manusia.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram

Dakwah Rasulullah adalah Al-Qur’an, warisan Rasulullah adalah Al-Qur’an, Akhlak Rasulullah pun Al-Qur’an. Maka sebagai bentuk perjuangan kita dengan Al-Qur’an adalah terus membaca Al-Qur’an, terus menghafal Al-Qur’an, terus mentadaburi Al-Qur’an, terus mempelajari Ilmu Al-Qur’an, terus amalkan isi kandungan Al-Qur’an dan terus dakwahkan isi kandungan Al-Qur’an kepada manusia, karena seperti itulah juga perjuangan Rasulullah dan para sahabatnya.

Berjuang yang sesungguhnya

Berjuang dengan perjuangan yang sesungguhnya adalah mengaplikasikan Al-Qur’an didalam kehidupan. Berjuang dengan perjuangan yang sesungguhnya adalah berjuang dengan harta, dengan jiwa, dengan lisan, dengan tulisan.

Berjuang dengan perjuangan yang sesungguhnya adalah mendirikan shalat, menunaikan zakat dan berpegang teguh pada tali Allah. Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj:78;

وَجَـٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍۢ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Ayat di atas adalah semakna dengan Ayat 102 surah Ali-Imran yaitu,

{اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ}

…Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya….

Praktik ketakwaan dengan sebenarnya takwa adalah dengan berpegang pada tali Allah, berpegang dengan tali Allah perwujudannya adalah dengan hidup berjamaah (bersatu padu dan terpimpin) sebagaimana telah dilaksanakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya, dan syariatnya jelas Allah terangkan dalam ayat ke 103 Surah Ali-Imran,

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًۭا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ ……

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai…

Inilah perjuangan yang sesungguhnya, tetap menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan hidup berjamaah, maka pertolongan Allah dalam segala aspek akan datang, muslimin meraih kejayaan dan dimenangkan atas orang-orang kafir dan terutama sekali terbebasnya kembali Masjid Al-Aqsha yang sampai saat ini masih dalam cengkraman zionis Yahudi laknatullahi alaihim.

Semoga dengan perjuangan dan doa kelak kita bersama meraih surga Allah, Aamiin.(A/mus/B03/P2).

Mi’raj News Agency (MINA).

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
Indonesia
Indonesia
Feature