Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teruslah Bersuara untuk Palestina: Membela Palestina adalah Jihad dan Ladang Amal Shalih

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi bendera Palestina.(Sumber: IST)

DALAM sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka.” (HR. Thabrani)

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang seringkali membutakan nurani, Palestina menjadi simbol penderitaan yang tak kunjung usai, namun juga menjadi panggilan keimanan bagi siapa pun yang masih memiliki hati. Tanah yang diberkahi ini telah menjadi saksi bisu penjajahan dan genosida sistematis selama puluhan tahun.

Di sana, darah para syuhada terus tertumpah, air mata anak-anak terus mengalir, dan doa-doa menggema di antara reruntuhan rumah dan masjid.

Namun, di balik kesedihan itu, ada ladang amal shalih yang begitu luas terbentang. palestina/">Membela Palestina bukan hanya soal simpati atau retorika. Ini adalah jihad—bentuk tertinggi dari pengabdian kepada Allah SWT. Dalam palestina/">membela Palestina, setiap kita diuji: sejauh mana kita peduli, sejauh mana kita bersuara, dan sejauh mana kita rela berkorban. Jangan pernah diam, walau hanya sedetik pun. Diam adalah pengkhianatan terhadap nurani, terhadap umat, dan terhadap nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Mengapa Hidup Berjama’ah Adalah Keharusan Ruhani

Palestina bukanlah tanah biasa. Ia adalah tanah para Nabi. Di sanalah Nabi Ibrahim tinggal. Di sanalah Nabi Musa pernah memimpikan masuk. Di sanalah Nabi Isa lahir dan diangkat ke langit. Dan di sanalah Rasulullah Muhammad SAW memulai perjalanan Isra’ Mi’raj. Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam, berdiri megah di sana sebagai bukti bahwa Palestina adalah bagian tak terpisahkan dari iman kita.

palestina/">Membela Palestina berarti membela bagian dari syiar Islam. Mengabaikannya sama saja mengabaikan kehormatan Islam itu sendiri. Ketika Masjid Al-Aqsha dinistakan, ketika perempuan Muslimah diusir dan dianiaya, ketika anak-anak Muslim dibunuh tanpa rasa bersalah, kita tidak bisa sekadar berkomentar: “Itu bukan urusan kita.” Justru, inilah urusan utama kita sebagai umat Islam!

palestina/">Membela Palestina adalah Jihad di Jalan Allah

Dalam Islam, jihad tidak selalu berarti mengangkat senjata. Jihad adalah segala bentuk perjuangan di jalan Allah, baik dengan lisan, harta, tulisan, pengaruh, maupun doa. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya…” (HR. Bukhari)

Baca Juga: Jejak Kesalehan Seorang Ayah, Cahaya yang Membimbing Generasi

palestina/">Membela Palestina dalam konteks hari ini adalah bentuk nyata dari jihad yang sangat relevan: jihad media, jihad opini, jihad kemanusiaan, jihad edukasi, dan jihad ekonomi. Kita bisa bersuara melalui media sosial, menyampaikan informasi yang benar, menolak propaganda penjajah, berdonasi untuk korban, mengedukasi masyarakat, atau menggelar aksi damai. Sekecil apa pun usaha kita, selama diniatkan karena Allah dan untuk membela kebenaran, maka itu termasuk jihad.

Ketika dunia diam, penjajah semakin berani. Ketika kita bungkam, mereka semakin merasa bebas menindas. Diam bukanlah netralitas. Dalam konteks kezaliman, diam adalah keberpihakan terhadap kezaliman itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, “Kebenaran itu tidak akan terwujud kecuali dengan perjuangan, dan kebatilan tidak akan runtuh kecuali dengan perlawanan.”

Setiap detik yang kita habiskan dalam diam, adalah detik yang memperpanjang penderitaan saudara kita di Gaza, Tepi Barat, dan seluruh Palestina. Maka jangan pernah diam. Jika tidak bisa berbicara, tulislah. Jika tidak bisa menulis, sumbangkan harta. Jika tidak punya harta, berdoalah. Tapi jangan pernah tidak melakukan apa-apa.

Media Sosial: Senjata Umat Hari Ini

Baca Juga: Generasi Fatherless-Motherless: Ancaman Peradaban Masa Depan

Di zaman ini, media sosial adalah ladang pertempuran yang tak kalah pentingnya dari medan perang. Narasi penjajah Zionis didesain sedemikian rupa untuk membenarkan kebiadaban mereka. Mereka menuduh para pejuang Palestina sebagai teroris, padahal merekalah penjajah. Di sinilah kita sebagai umat Islam harus bersatu padu membangun narasi kebenaran.

Posting satu gambar tentang penderitaan di Gaza, satu kutipan dari Al-Qur’an, satu video tentang perjuangan rakyat Palestina, atau satu artikel yang menyuarakan keadilan—itu semua bernilai pahala besar. Jangan pernah meremehkan jempol yang mengetik kata kebenaran, karena bisa jadi itulah yang kelak menjadi saksi di hadapan Allah.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji…” (Qs. Al-Baqarah: 261)

Donasi untuk Palestina bukan sekadar bentuk simpati. Ia adalah investasi akhirat yang tak akan pernah rugi. Berapa banyak dari kita yang telah menginfakkan sebagian harta kita untuk membantu saudara kita di Palestina? Jika belum, sekaranglah saatnya. Allah tidak menilai besar kecilnya, tapi keikhlasan dan kesungguhan kita.

Baca Juga: Refleksi HTTS 2025: Indonesia Darurat Konsumsi Rokok

Pendidikan dan Doa: Senjata Jangka Panjang

Kita juga bisa berjuang melalui pendidikan. Didik anak-anak kita tentang pentingnya mencintai Palestina, tentang hakikat jihad dan keadilan. Tanamkan nilai-nilai kepedulian dan keberanian sejak dini. Generasi inilah yang kelak akan melanjutkan perjuangan.

Dan jangan lupakan doa. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa adalah senjata mukmin. Doakan saudara kita di Palestina setiap selesai salat, saat tahajud, saat sujud. Doa-doa yang keluar dari hati yang pedih karena penderitaan umat, akan menembus langit dan mengguncang Arsy.

Mungkin akan datang saatnya kita merasa lelah, merasa sia-sia, merasa tidak ada perubahan. Tapi yakinlah, setiap suara kita, setiap untaian kata, setiap aksi solidaritas, semuanya dihitung dan dicatat. Ketika kita merasa sendiri, ingatlah bahwa Allah bersama kita. Ketika dunia menutup mata, Allah membuka langit-Nya untuk menerima semua jeritan hati kita.

Baca Juga: Wisuda STISA Abdullah Bin Mas’ud, Spirit Regenerasi Kepemimpinan Berbasis Al-Qur’an

Teruslah bersuara, walau hanya dengan satu kata: “Palestina.” Teruslah berdiri, walau semua orang mulai duduk. Teruslah menulis, walau pena terasa tumpul. Karena sesungguhnya Allah tidak akan menanyakan hasil dari usaha kita, tapi usaha itulah yang dinilai sebagai bukti iman.

Palestina bukan Palestina adalah Tanggung Jawab Kita Semuahanya isu Arab, bukan hanya isu Timur Tengah. Ini adalah isu umat Islam sedunia. Ini adalah tanggung jawab setiap Muslim. palestina/">Membela Palestina adalah bagian dari iman, bagian dari jihad, dan ladang amal shalih yang tak ternilai. Jangan pernah mengira bahwa kita terlalu kecil untuk berbuat sesuatu. Setiap langkah kita menuju kebaikan akan diperhitungkan oleh Allah.

Mari kita nyalakan terus api kepedulian. Jangan padam. Jangan lelah. Jangan diam. Karena selama kita hidup, suara kita harus menjadi pembela Palestina. Allahu Akbar! Palestina Merdeka! Kemenangan itu pasti, janji Allah itu nyata.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Inilah Siksaan Bagi Orang Yang Selingkuh: Peringatan Keras Dari Allah dan Rasul-Nya

Rekomendasi untuk Anda