Jakarta, MINA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, teknologi digital mempermudah akses pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Melalui credit scoring dan manajemen risikonya, penyaluran pinjaman melalui teknologi keuangan (fintech) saat ini telah mencapai Rp362 triliun kepada lebih dari 13,5 juta penerima,” kata Teten dalam acara Saprahan Khatulistiwa 2022secara virtual yang diikuti dari Jakarta, Senin (4/7).
Lebih lanjut, ia menegaskan, bahwa adopsi teknologi dan inovasi digital terbukti mampu memperkuat UMKM bertahan dan produktif selama pandemi COVID-19.
Saat ini, sudah ada 19 juta UMKM masuk ke ekosistem digital atau kurang 11 juta untuk mencapai target 30 juta UMKM on-boarding di tahun 2024.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Pihaknya menargetkan pula sejuta UMKM on-boarding ke dalam e-katalog di tahun 2022 sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan afirmasi alokasi 40 persen belanja barang pemerintah untuk produk UMKM.
“Ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020-2030 diperkirakan akan mencapai Rp5.400 triliun dan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Saya meminta kemitraan dan sinergi lintas pemangku kepentingan harus diperkuat mulai dari hulu, yaitu penyiapan kapasitas UMKM dan kualitas produk melalui pendampingan dan perizinan, hingga hilir yaitu perluasan pasar UMKM,” ujar Menkop.
Dalam kesempatan tersebut, Teten mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dan Bank Indonesia (BI) yang telah menginisiasi acara Saprahan Khatulistiwa 2022 yang diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi provinsi tersebut khususnya bagi UMKM, pariwisata, dan industri keuangan.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, ada tiga hal yang perlu dijadikan perhatian guna memaksimalkan potensi sektor pariwisata dan UMKM terhadap perekonomian.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Pertama ialah urgensi afirmasi keberpihakan terhadap produk dalam negeri, termasuk UMKM serta wisata dalam negeri yang perlu dimaksimalkan.
“Penyediaan dan penggunaan e-katalog UMKM dalam mendukung proses pengadaan harus kita tingkatkan. Tentu saja kualitas dan kuantitas yang diperlukan harus menjadi perhatian kita bersama, secara sinergi harus kita lakukan,” ucap Juda.
Kedua yaitu sinergi dan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong pelaku kreatif dan UMKM unggulan di masing-masing daerah meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan meningkatkan kreativitas dalam menghasilkan karya kreatif yang dapat menarik pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.
Bersama 46 kantor perwakilan dalam negeri di seluruh Indonesia, BI berkomitmen mendukung pemerintah menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata Indonesia sebagai upaya mendorong UMKM maupun sektor pariwisata tanah air.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Adapun poin terakhir adalah pelaku ekonomi kreatif dan UMKM perlu menyesuaikan era digitalisasi sehingga bisa melakukan pemasaran produk melalui e-commerce di domestik maupun ekspor.
“Pembayaran juga sekarang kita terus dorong QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) di seluruh Indonesia dan saat ini sudah di atas 20 juta merchant yang gunakan ini,” katanya. (L/R4/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng