Tetesan Air Mata Malala Saat Kunjungi Negeri Asalnya

penerima hadiah termuda saat usia 17 tahun (Foto: File/Xinhua)

Peraih Nobel Perdamaian dan aktivis yang masih berusia muda, Malala Yousafzai kembali ke pada hari Kamis (29/3). Kedatangan ke negeri asalnya merupakan kunjungan pertamanya sejak ia ditembak di kepala oleh pada 2012 karena berkampanye untuk pendidikan bagi kaum perempuan.

Malala Yousafzai yang kini berusia 20 tahun, tiba di Bandara Internasional Benazir Bhutto di Islamabad di bawah pengamanan ketat dengan ditemani oleh orang tuanya dan CEO Malala Fund. Malala akan melkukan kunjungan selama empat hari, menurut laporan media setempat.

Dalam pidato emosionalnya di Kantor Perdana Menteri Pakistan, di mana dia sebelumnya melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi, Malala mengatakan apa yang diimpikan selama ini adalah dapat kembali ke negerinya “tanpa rasa takut”.

“Itu adalah impian saya bahwa saya harus pergi ke Pakistan dalam damai dan tanpa rasa takut, saya dapat bebas melakukan perjalan, saya dapat bertemu orang-orang, saya dapat berbicara dengan orang-orang,” kata Malala yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi itu.

“Ini adalah hari terindah dalam hidupku. Saya masih tidak percaya itu terjadi,” katanya pula, sambil menghapus air mata. “Saya biasanya tidak menangis … Saya masih berusia 20 tahun tetapi saya telah melihat begitu banyak hal dalam hidup,” tambahnya pula.

Pada Oktober 2012, Malala Yousafzai – saat itu berusia 15 tahun – ditembak di kepala pada jarak dekat oleh orang-orang bersenjata Taliban ketika dia kembali dari sekolahnya di lembah Swat. Dia kemudian diterbangkan ke London untuk perawatan medis.

Malala kini menjadi mahasiswa Universitas Oxford dan telah tinggal di Inggris sejak saat itu.

Malala berbicara tentang pentingnya pendidikan dan tentang upaya yayasan amal untuk membantu anak perempuan.

Dia mengatakan bahwa Malala Fund telah menginvestasikan $ 6 juta untuk membantu pendidikan kaum perempuan di Pakistan.

“Kita perlu berinvestasi dalam pendidikan anak-anak. Dana Malala telah bekerja untuk hal ini … Saya harap kita semua dapat bergandengan tangan dalam misi ini untuk kemajuan Pakistan, agar generasi masa depan kita dapat menerima pendidikan yang benar dan perempuan dapat diberdayakan, melakukan pekerjaan, berdiri dengan dua kaki mereka sendiri dan hasilnya untuk diri mereka sendiri.

Berbicara tentang tragedi Swat, Malala menyatakan: “Ini seperti surga di Bumi.” Dia mengatakan “tidak menyadari betapa indahnya Swat” sampai dia pindah ke Inggris.

Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi yang juga berpidato di pertemuan dengan Malala Yousafzai mengatakan, dirinya bangga seorang “anak perempuan telah kembali ke tanah airnya”.

Abbasi menyebut Malala sebagai warga Pakistan yang paling terkenal. Dunia telah memberikan rasa hormatnya dan Pakistan juga akan selalu menghormatinya.

Malala juga sempat bertemu dengan Menteri Negara untuk informasi Marriyum Aurangzeb, Senator Mussadiq Malik, Anusha Rehman dan Marvi Memon.

Malala mengharapkan dapat bertemu Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Qamar Javed Bajwa yang juga akan berpartisipasi dalam program “Meet the Malala” selama dia berada di Pakistanl.

Pada tahun 2014, Malala menjadi penerima hadiah Nobel Perdamaian termuda pada usia 17 tahun. April lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memilihnya menjadi utusan perdamaian PBB. (TA/B05/P2)

Sumber: The Asian Independent

Miraj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.