Jakarta, MINA — Teuku Faisal Fathani resmi dilantik sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggantikan Dwikorita Karnawati dalam upacara pelantikan yang berlangsung dengan khidmat di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (3/11).
Pelantikan ini menandai berakhirnya masa kepemimpinan Dwikorita Karnawati yang telah memimpin BMKG sejak 2017. Pengangkatan Faisal ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 163/TPA Tahun 2025. Upacara pelantikan dipimpin oleh Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi. Dalam prosesi tersebut, Faisal mengucapkan sumpah jabatan.
“Demi Allah, saya bersumpah akan setia dan taat kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti kepada bangsa dan negara,” ucapnya.
Dalam sambutannya, Dudy menyampaikan bahwa BMKG memiliki peran strategis bagi keselamatan masyarakat.
Baca Juga: BMKG Imbau Masyarakat Waspada Jelang Puncak Musim Hujan November–Februari
“BMKG merupakan garda terdepan dalam menyediakan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika guna mitigasi risiko dan mendukung kebijakan nasional,” ucapnya.
Ia juga menegaskan perlunya kepemimpinan yang visioner dan inovatif agar BMKG semakin responsif terhadap tantangan zaman.
Dudy berharap di kepemimpinan baru, BMKG terus bertransformasi menjadi lembaga modern dan berdaya saing global, terutama menjelang Angkutan Natal–Tahun Baru 2025/2026 dan Lebaran 2026.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Dwikorita atas dedikasinya dan mengucapkan selamat kepada Teuku Faisal atas amanah baru tersebut.
Baca Juga: USK Edukasi Bahaya LGBT dan Seks Bebas kepada Mahasiswa di Forum IGIF 2025
Teuku Faisal Fathani dikenal sebagai pakar geoteknik dan teknologi kebencanaan.
Prof. Teuku Faisal Fathani adalah sosok yang dikenal luas sebagai pakar geoteknik dan teknologi kebencanaan. Ia menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Bidang Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, serta meraih gelar doktor bidang geoteknik dari Tokyo University of Agriculture and Technology (2005).
Sebagai ilmuwan, Faisal berperan penting dalam pengembangan sistem deteksi dini longsor berbasis sensor dan Internet of Things (IoT), sebuah inovasi kebencanaan yang kini telah terpasang di berbagai daerah rawan longsor di 12 provinsi di Indonesia, serta diimplementasikan oleh sejumlah perusahaan tambang dalam dan luar negeri. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali di Level Tidak Sehat
















Mina Indonesia
Mina Arabic