Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The Kashmir Tales: Melestarikan Literatur Kashmir

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 19 Februari 2023 - 16:28 WIB

Ahad, 19 Februari 2023 - 16:28 WIB

45 Views

Srinagar, MINA – Tumbuh dalam karya sastra puitis dan dipengaruhi oleh kata-kata dan syair para penyair legendaris, Syed Zeeshan Jaipuri (27 th), penyair visioner, memulai perjalanan puitisnya sejak usia sangat muda.

Zeeshan, cucu penyair terkemuka India, Syed Akbar Jaipuri, dengan sifat kreatifnya harus menghadapi perjuangan untuk mengukir jalannya.

Perjuangan tersebut membuat Zeeshan bersama teman-temannya memprakarsai sebuah situs web inovatif bernama The Kashmir Tales. Situs ini memberikan platform bagi para penulis muda dan penyair pemula di Kashmir.

Menghidupkan kembali kecintaan pada sastra dan bahasa Kashmir, The Kashmir Tales juga menjadi sumber untuk melestarikan sastra Kashmir yang kaya di masa lalu.

Baca Juga: Media Asing Ramai Bicarakan Pernyataan Presiden Prabowo Akan Akui Israel

Ide memulai The Kashmir Tales berawal dari perjuangan dan kesulitan sejumlah penulis.

“Di era komersial yang cepat, kreativitas para penulis masih belum dihargai oleh masyarakat.

Ada banyak konten-konten favorit di ruang publik. Untuk mendobrak budaya itu dan memiliki kebebasan dan ruang bebas bagi para penulis, kami datang dengan inisiatif ini,” kata Zeeshan.

Dia setelah belajar sastra Inggris, kini melanjutkan studinya di Sastra Urdu.

Baca Juga: Indonesia Siap Akui Israel?

Pada 2019, situs web diluncurkan. Namun pemerintah India menutup dan membatasi internet masa berikutnya. Rencana mereka pun terhambat.

Seiring mulai pulihnya internet, mereka melanjutkan aktivitasnya. Banyak penulis dan penyair bergabung dengan mereka.

Masa covid-19, justru membuat mereka terlihat sibuk yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan semakin banyaknya orang yang bergabung dan pemirsa yang semakin luas.

“Platform, online menjadi sangat populer. Kami bisa mendapatkan veteran dan penulis muda di platform yang sama. Acara pertama kami dicatat oleh forum sastra terkenal yang mendorong kami,” tambahnya.

Baca Juga: Relawan Indonesia Banyak Belajar dari Gaza

Dari puisi hingga thriller, situs web ini melayani berbagai genre sastra Inggris, Urdu, dan Kashmir.

Ada bagian bagi para seniman untuk mempresentasikan sketsa mereka juga. Ada tim editor untuk setiap bahasa, yang memeriksa kiriman penulis sebelum dipublikasikan di situs web.

“Prioritas kami adalah pekerjaan yang berkualitas. Kami memiliki model kerja yang sangat ramah. Ini adalah usia di mana semua orang ingin mempresentasikan seni mereka. Saat ini, kami memiliki banyak puisi di media sosial,” imbuhnya.

Platform The Kashmir Tales memberi kesempatan kepada penulis pemula yang tidak menemukan ruang di media arus utama (mainstream).

Baca Juga: Di Balik Lensa, Jurnalis Gaza Bertaruh Nyawa Demi Kebenaran

“Platform ini dapat membantu mereka mengubah minat mereka menjadi sebuah profesi,” ujar Zeeshan.

Keyboard Khusus

Karena bahasa Kashmir sangat kurang tersedia di dunia digital, pengembang web tim, Syed Burhan harus menggunakan keyboard khusus yang berhubungan dengan bahasa Kashmir.

Saat ini situs web sedang dikerjakan dan ada banyak perubahan yang diperkenalkan tim.

Baca Juga: Senjakala Negara Zionis Israel

“Kami akan membuat peralatan yang lebih baik untuk lektur Kashmir.

Tim bahasa Inggris kami lebih berkembang. Kami juga memperkenalkan bagian podcast di mana kami dapat mendiskusikan literatur,” kata Burhan.

Beberapa puisi yang disiarkan di media sosial Facebook, telah mendapat respon dari jutaan netizen.

Dia berkata, “Seorang penyair sangat baik dengan pikiran dan kata-katanya.

Baca Juga: Amanah Itu Tak Pernah Salah Pundak

Ini hal yang serius. Keterlibatannya dengan dunianya sendiri seolah memisahkannya dari masyarakat. Padahal seorang penyair memiliki kode moral yang sensitif. Maa diperlukan media untuk menjembatainya”.

Syed Zeeshan Jaipuri bercerita, dirinya telah melihat banyak perjuangan yang datang dengan tantangan hidup yang dihadapi kakeknya dalam menghidupkan karya sastra berkualitas.

Dia berkata, “Dahulu kala, dalam pertemuan para raja, penyair dipanggil.

Mereka biasa mendapatkan insentif dan penghargaan untuk menjalani kehidupan yang baik. Setelah itu, kini para penyair seolah tidak punya tempat.”

Baca Juga: Fatamorgana Kekuasaan: Ketika Zionis Menang di Dunia, Namun Binasa di Akhirat

Pada melalui penyair, dengan karya sastranya, dapat memberikan seni yang indah kepada masyarakat untuk dinikmati.

Namun, sayangnya, karena kurangnya perhatian pemerintah, banyak penyair yang akhirnya hanya menjadi guru atau lainnya, yang tidak sesuai dengan kreativitasnya. “Itu menghentikan kreativitasnya,” ujarnya.

Ia berharap, dalam jangka panjang The Kashmir Tales bisa memecahkan banyak masalah yang dihadapi penyair di masyarakat kontemporer.

Ia berpendapat bahwa sastra Kashmir dapat bekerja untuk kebangkitan bahasa, jika disajikan dengan cara yang lebih baik, dan tentu orang-orang akan membacanya.

Baca Juga: Cahaya Kebenaran yang Selalu Menyala

Media platform anak-anak muda berkarya sastra itu saat ini terus membuat beberapa strategi untuk menarik lebih banyak orang berminat terhadap sastra Kashmir.

“Saya yakin akan ada banyak orang yang terus melakukan banyak hal untuk menjaga agar bahasa tetap hidup,” tuturnya.

Begitulah, The Kashmir Tales sebagai portal Cerita Online independen yang menerbitkan kisah-kisah, puisi, prosa, dan karya seni lainnya yang berkaitan dengan budaya dan sejarah Kashmir. (A/RS2/P1)

Sumber : thekashmirtales.com

Baca Juga: Jalan Jama’ah: Jalan Para Nabi dan Siddiqin

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom