Gaza City, 19 Rabi’ul Awwal 1435/21 Januari 2014 (MINA) – Anggota Dewan Revolusi Fatah, Sufyan Abu Zaidah menyambut keputusan Petinggi Hamas Ismail Haniyah mewujudkan rekonsiliasi Palestina dan menilai, kedua pihak pada “langkah ke arah yang benar”.
Pernyataan itu dikeluarkan saat pertama kalinya sejak konflik internal antara kelompok Fatah dan Hamas pada 2007 dan setelah beberapa tahun menetap di Tepi Barat, Abu Zaidah bersama dua anggota Dewan Legislatif Palestina dari Fatah, Majid Abu Shamala dan Ala Yaghi tiba di Gaza, Selasa,demikian dilaporkan Al-Ray yang dikutip Mi’raj News (MINA).
Kunjungan delegasi pejabat Fatah selama sepuluh hari tersebut merupakan respon atas inisiatif Ismail Haniyah untuk melanjutkan upaya mewujudkan persatuan Palestina.
Abu Zaidah menyerukan para anggota dan pimpinan Fatah agar tidak menyia-nyiakan kesempatan, menyangkut ijin yang diberikan Perdana Menteri Palestina di Jalur Gaza itu bagi kader Fatah yang telah keluar dari Gaza paska kasus Juni 2007 untuk kembali.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
Dia juga menyerukan pimpinan Fatah mengambil kesempatan untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang hilang antara dua faksi terbesar Palestina itu.
Ismail Haniyah menyatakan dalam pidato dua pekan lalu di Gaza, 2014 akan menjadi tahun rekonsiliasi dan menjaga stabilitas Palestina dengan fihaknya siap untuk mengakhiri perpecahan dengan Fatah.
Dalam pidato tahun baru itu, Haniyah mengumumkan, seluruh anggota Fatah, kecuali mereka yang dituduh membunuh warga Palestina selama pecahnya kekerasan faksi pada tahun 2007, untuk kembali ke Jalur Gaza ” tanpa prasyarat “, termasuk pembebasan anggota Fatah dari penjara di Jalur Gaza.
Keputusan itu dibuktikan dengan membebaskan tujuh anggota Fatah dari penjara pada Rabu (8/1) lalu sebagai isyarat kemauan baik untuk Fatah.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Haniyah menyatakan bahwa keputusan itu akan memperkuat internal Palestina pada masa depan dan membuka jalan bagi terwujudnya rekonsiliasi.
Sumber-sumber di Ramallah mengatakan, upaya itu juga dimaksudkan memberikan sinyal kepada Amerika Serikat bahwa rekonsiliasi Fatah dengan Hamas tetap menjadi pilihan Otoritas Palestina meski usaha mediasi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry untuk mengadakan perundingan damai Palestina dan Israel belum berhasil.
Perpecahan antara Fatah dan Hamas dimulai pada 2006, saat Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina. Pada tahun berikutnya, bentrokan meletus antara dua faksi besar Palestina it. Hamas berhasil menguasai Jalur Gaza dan Fatah mengendalikan wilayah Tepi Barat.
Faksi-faksi Palestina telah berupaya mencapai rekonsiliasi nasional selama bertahun-tahun, tetapi selalu gagal. Barulah pada tahun 2012, kedua fihak mencapai persetujuan dengan menandatangani dua perjanjian -satu di Kairo, Mesir (Februari 2009) dan berikutnya di Doha, Qatar (Februari 2012)-.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Namun demikian, kedua perjanjian itu belum pernah sepenuhnya dilaksanakan sampai belakangan ini timbul keinginan kedua fihak untuk lebih serius mengusahakan persatuan nasional.(T/P02/EO2/mirajnews.com)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang