Bogor, MINA – Tidak ada keberhasilan tanpa terlebih dahulu merasakan penderitaan. Demikian disampaikan Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur dalam Tausiyah Bakda Subuh, Jumat, (25/8) dihadapan puluhan peserta Musyawarah Kerja Aqsa Working Group (AWG) di Cisarua, Bogor.
Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan QS. Al-Balad : 11-20. “Keberhasilan itu pasti melalui penderitaan, kalau mau berhasil mesti menderita dulu. Tapi kita ngak mau, maunya bahagia tanpa sengsara,” katanya.
Lebih lanjut, Yakhsyallah mengatakan ada dua kata pada ayat ke 11 yang perlu menjadi perhatian.
“Ada kata Iqtahama yaqtahimu, yang maknanya jalan desak-desakan, menunjukkan perjalanan berliku yang ditempuh, kemudian Aqobah yang artinya sempit, mendaki, dan penuh bahaya,” katanya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Maksudnya, untuk menjadi golongan kanan sebagaimana disebutkan ayat ke 18, muslim perlu melewati jalan yang sulit.
Adapun disebut juga tiga ciri Aqobah itu yakni jalan yang sempit, mendaki, dan penuh bahaya.
Kemudian dalam ayat berikutnya disebutkan kata Yakhsyallah, lima contoh kesulitan untuk menggambarkan makna Aqobah tersebut.
“Pertama Membebaskan budak, ini sulit karena selain harganya mahal, juga tergantung izin tuannya. Ketika menafsirkan ayat ini, para ulama mengatakan perbudakan sekarang perbudakan Israel terhadap Palestina,” katanya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kedua, memberikan makan pada kondisi kita sedang dalam kelaparan. Tiga, memberikan makan anak yatim yang masih kerabat dekat.
Lalu keempat, memberikan makan orang miskin yang sangat fakir.
Terakhir beriman, menasehati dalam kesabaran, serta berwasiat saling kasih sayang.
Yakhsyallah menyimpulkan, bagi yang bisa melewati kelima hal tersebut maka akan digolongkan menjadi kelompok kanan.(L/B01/P2).
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj News Agency (MINA)