Gaza, MINA – Tidak tersedianya makanan mengakibatkan warga Gaza terpaksa bertahan hidup hanya dengan mengkonsumsi air dan garam.
“Banyak keluarga yang hidup dari air dan garam selama beberapa pekan di Jalur Gaza Utara, karena semakin intensifnya pengepungan dan agresi Israel,” ujar Abu Abdullah melalui pesan singkat, Sabtu (9/11).
Sebelumnya ia juga mengatakan, agresi panjang dan tanpa henti yang dilakukan Israel mengakibatkan kondisi kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza, Palestina.
Saat ini pasar dalam kondisi lumpuh dan mengakibatkan sejumlah harga bahan pangan melonjak.
Baca Juga: Sejarah Baru di Kairo, Hamas dan Fatah Siap Akhiri Perselisihan
Pembagian Gaza menjadi dua wilayah dengan memberlakukan cek poin semakin memperburuk situasi, dan Gaza Utara semakin terisolasi.
Saat ini, ada sekitar 80.000 warga Palestina yang masih berada di Gaza Utara tidak mendapatkan kebutuhan dasar dan bantuan kemanusiaan, menurut laporan koresponden Al Mayadeen di Gaza.
Ribuan warga sudah mengungsi dari Gaza Utara ke sebelah barat Kota Gaza dan bahkan harus tidur di jalanan karena kurangnya tenda yang tersedia.
Pasukan pendudukan Israel juga terus menargetkan warga sipil di Jalur Gaza utara di tengah kekurangan akses bantuan kemanusiaan dan perawatan medis. []
Baca Juga: Atap RS Indonesia Terbakar Akibat Serangan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jurnalis Palestina Umumkan Kampanye Bertagar #WomenJournalistsWartime