Gamal.jpg" alt="" width="301" height="312" /> (Foto: Istimewa)
Oleh : gamal-albinsaid/">dr. Gamal Albinsaid; Motivator Muda Mendunia, CEO Indonesia Medika
“Hari ini sungguh telah ku sadari mengapa Allah tak meletakkan surga itu di kaki para pejuang jihad, bukan pula di kaki para penghafal Quran, dan juga bukan di kaki para Ulama besar, tetapi Allah lebih memilih meletakkannya di bawah telapak kaki ibu-ibu kita.” (gamal-albinsaid/">dr. Gamal Albinsaid)
Bismillahirrahmanirrahim….
Baca Juga: Kejahatan Zionis di Era Digital
Sering kali, tatkala saya menghadapi momen besar dalam hidup, ibu saya bertanya “Gamal nanti ujian jam berapa? Gamal nanti presentasi jam berapa? Waktu kau ujian, Mami di atas sajadah”. Ya ibu saya memang luar biasa. Ketika ibu saya memutuskan untuk mulai belajar ilmu tafsir di usia 46 tahun, saya bertanya untuk apa? Jawabnya “Karena Mami ingin menyelamatkan anak-anak dari api neraka dan ingin mengerti arti bacaan salat.”
Kawan, ibu kita mengandung selama sembilan bulan dalam keadaan lemah yang semakin bertambah- tambah, lalu membesarkan kita hingga bisa berdiri tegak. Sudahlah kawan, pengorbanan dan kenikmatan yang diberikan orang tua kita terlalu banyak dan manis, namun rasa syukur dan bakti kita kepada keduanya terlampau sedikit.
Hari ini sungguh telah ku sadari mengapa Allah tak meletakkan surga itu di kaki para ahli ibadah, Allah juga tak meletakkan surga di kaki para penghafal Al-Quran, Allah juga tak meletakkan surga di kaki para Ulama besar, tetapi Allah lebih memilih meletakkannya di bawah telapak kaki ibu-ibu kita. Tapi jangan lupakan membahagiakan ayah, karena walaupun surga di bawah telapak kaki ibu, ayah adalah jalan menujunya.
Ingatlah dua pesan Rasulullah, pertama “Merugilah seseorang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga”, kedua, “Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, apabila kau mau maka sia-siakanlah pintu tersebut atau peliharalah”.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Saat Menghadiri Tabligh Akbar: Ini 7 Kiatnya
Ibnu Abbas juga pernah berpesan “Tiada cara paling efektif untuk mendekat kepada Allah, selain berbakti pada kedua orang tua”.
Ingatlah, satu di antara tiga amal yang paling Allah cintai adalah anak yang berbakti pada orang tua, dan satu di antara dua azab yang Allah percepat di dunia selain pemimpin yang zalim adalah anak yang durhaka pada orang tua. Maka, terimalah dengan ikhlas, cara kita memperlakukan kedua orang tua kita adalah pemberitahuan kepada Allah bagaimana Allah memperlakukan kita.
Oleh karena itu, boleh jadi keberhasilan kita bukan karena ketangguhan kita, tapi karena doa kedua orang tua kita.
Begitu besarnya peran seorang ibu, salah satu guruku pernah berpesan, “Selagi ada ibu kita tidak perlu istikharah.” Hingga aku kerap berpesan pada adik-adikku, tidak mendoakan kedua orang tua setelah salat adalah salah satu bentuk kedurhakaan. I have something live for, someone I mustn’t disappointed, saya punya tujuan hidup, seseorang yang tidak boleh saya kecewakan.
Baca Juga: Silaturahim Membuka Pintu Keberkahan
Tidakkah engkau tergoda untuk menghangatkan hari-hari orang tuamu? Sudahkah engkau menghiasi hari-hari tua mereka dengan baktimu? Kawan, akan ada hari di mana kita menyesal, karena belum membahagiakan hari tuanya…
“Mendoakanmu adalah caraku memelukmu dari jauh, karenanya tak mendoakanmu adalah kedurhakaan bagiku.” (gamal-albinsaid/">dr. Gamal Albinsaid)
(A/R01/RS3)
Baca Juga: Ini Dia Para Pembicara Tabligh Akbar dari Luar Negeri
Mi’raj Agency (MINA)
*gamal-albinsaid/">dr. Gamal Albinsaid adalah dokter muda kelahiran Malang peraih Gelar Kehormatan Kerajaan Inggris, 50 inovator sosial paling berpengaruh dunia, dan pembicara 15 negara-4 benua.
Baca Juga: Panitia Nyatakan Siap Gelar Tabligh Akbar, Layani Jamaah dengan Sepenuh Hati