Oleh: Rendy Setiawan*
Suatu ketika, datang seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Amalan apa yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah bersabda: Sholat tepat pada waktunya. Kemudian apalagi? Rasulullah bersabda: Berbuat baik kepada kedua orang tua. Laki-laki itu bertanya lagi, kemudian apalagi? Rasulullah bersabda: Jihad di jalan Allah. (Hr. Bukhari)
Laki-laki itu adalah Abdullah bin Mas’ud radliyallahu’anhu.
Dicintai Allah adalah karunia yang amat berharga. Ada orang yang terpilih menjadi kekasih-Nya, seperti Nabi Ibrahim yang disebut dalam Al-Quran sebagai khalilullah (kekasih Allah). Ada orang yang menjadikan waktu-waktu mustajab sebagai senjata utama dalam ibadahnya, sehingga doa-doa yang terpanjatkan dikabulkan oleh Allah.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Ada pula amalan-amalan khusus yang bisa membuat Dia mencintai siapa pelaku amalan tersebut. Semua itu merupakan bukti bahwa Allah Maha Pencipta dan Maha Kuasa untuk melakukan apapun yang dikehendaki-Nya.
Amalan-amalan yang dicintai Allah jumlahnya amat banyak. Biasanya, pelaku amal dan amalannya menjadi satu paket. Misalnya, sabar menjadi salah satu amalan unggulan dengan balasan pahala yang berlimpah. Maka dalam firman-Nya, Allah banyak menyebutkan bahwa Dia bersama dan mencintai orang yang sabar, dan selainnya.
Kutipan hadits yang disampaikan di awal tulisan ini telah membuka lebar mata kita, betapa Allah sangat menyukai tiga amalan yang terlihat cukup mudah untuk dijalankan. Namun banyak orang justru terasa berat untuk menjalankannya.
Shalat Tepat Waktu
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Shalat adalah tiang agama. Sebagaimana bunyi sebuah hadits “Sholat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.” (Hr. Bukhari)
Shalat adalah sarana untuk mengingat Allah. Ia juga merupakan waktu ketika seseorang bisa berkomunikasi dengan Dzat yang menciptakannya. Maka, shalat disebut sebagai mi’rajnya orang yang beriman.
Shalat sudah ditentukan syariatnya. Tentang bagaimana menjalankannya, keutamaan-keutamaan, sunnah-sunnahnya, termasuk waktu dan aturan-aturan lain yang sifatnya given sehingga tidak bisa ditawar.
Maka dalam hal ini, mendirikan shalat tepat waktu menjadi salah satu amalan yang paling dicintai Allah. Dalam amalan ini, ada banyak tafsir yang menjelaskan. Di antaranya adalah bersegera dalam melakukan seruan Allah ketika waktu shalat telah tiba.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Bersegera dalam shalat bukanlah hal yang mudah. Sebab ada banyak urusan yang harus dikerjakan oleh seorang hamba. Sehingga, dalam diri setiap hamba akan terjadi tarik-menarik kepentingan antara banyak komponen itu. Pantaslah kemudian Allah mencitai orang-orang yang melaksanakan sholat tepat pada waktunya.
Berbakti Kepada Orang Tua
Amalan selanjutnya yang Allah cintai adalah berbakti kepada kedua orang tua. Ada pepatah yang masyhur di kalangan masyarakat Indonesia yang mengatakan bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Bahkan Islam pun menyatakan bahwa ridho orang tua adalah ridho Allah. Sedemikian tingginya kedudukan orang tua dimata Allah, sehingga sudah menjadi keharusan bagi setiap manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Akan tetapi, berbakti kepada orang tua hanya berlaku untuk amal shaleh. Sebab ketika orang tua memerintahkan melakukan suatu hal yang buruk dan bertentangan dengan agama , maka seorang anak harus menolaknya dan mengingatkan dengan cara yang baik.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Amalan terakhir yang juga paling dicintai Allah adalah berjihad di jalan-Nya. Di samping itu, jihad merupakan kunci kemenangan Islam dari masa ke masa.
Sejarah membuktikan, Islam berjaya karena setiap muslim memiliki ghiroh (semangat) untuk berjihad. Bukan saja jihad dalam konteks peperangan, namun juga jihad dalam konteks yang lain, seperti jihad ilmu, jihad ekonomi, dan bahkan jihad melawan hawa nafsu.
Terkhusus jihad ilmu, betapa banyak sahabat Rasulullah yang gigih mencari ilmu. Betapa banyak pula khalifah-khalifah, ulama-ulama yang hidup setelah masa kenabian yang mencintai ilmu. Betapa banyak munculnya lembaga-lembaga ilmu, seperti Baitul Hikmah di masa Abbasiyah. Semua ini menepis anggapan banyak orang yang menuding Islam pastilah bernuansa pedang, Islam pastilah beraroma kekerasan. Padahal tidaklah demikian.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Demikianlah ulasan singkat mengenai 3 amalan yang paling Allah cintai. Maka sungguh beruntunglah orang-orang yang bisa menjaga dirinya dalam melakukan amalan-amalan ini. Selain itu, dengan mengetahui hal ini, maka sudah sepantasnya bila kita menginstropeksi diri.(R06/RS3)
*Penulis adalah Wartawan MINA dan Mahasiswa STAI Al-Fatah Cileungsi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat