Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga Ciri Muslim Terbaik, Kajian QS. An-Nisa 125

Nur Hadis - Kamis, 16 November 2017 - 23:52 WIB

Kamis, 16 November 2017 - 23:52 WIB

287 Views

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur saat memberikan tausiyah dihadapan Ikhwan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) Riyasah Negararatu, Kamis, (16/11) malam. Photo : Wulan/MINA.

Yakhsyallah Mansur (Imaam Jama’ah Muslimin) saat memberikan tausiyah dihadapan ikhwan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Riyasah Negararatu, Kamis, (16/11) malam. Foto : Wulan/MINA.

Bandar Lampung, MINA – Ada tiga ciri Muslim terbaik menurut Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 125. Demikian dikatakan KH. Yakhsyallah Mansur dihadapan puluhan ikhwan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Riyasah Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Kamis, (16/11) malam.

“Pada ayat ini Allah menggunakan Istifham Inkari (pertanyaan retoris) siapakah yang terbaik dalam beragama Islam,” katanya.

Yang pertama, Muslim yang menyerahkan wajahnya kepada Allah.

“Maksudnya, menyerahkan seluruh hidupnya hanya kepada Allah. Inilah urgensi Baiat, maka jangan takut, jangan khawatir, kalau kita serahkan hidup kita pada Allah, maka Allah akan jamin hidup kita,” ujarnya.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

Sebab semua yang kita miliki itu dari Allah, maka pantas kalau kita mengabdi kepada Allah.

Ciri kedua yakni, selalu berbuat baik. Ditulis pada ayat Muhsin, berasal dari kata Ahsana, Yuhsinu, Muhsin yang artinya memperbaiki.

“Jadi dikatakan Muslim terbaik apabila kehidupan agamanya bertambah baik, kebaikannya selalu bertambah,” ujarnya.

Maka, seharusnya semakin lama kita dalam Islam ini harus semakin kuat akidahnya, tidak semakin lemah.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Ciri ketiga menandakan manusia sebagai Muslim terbaik yaitu, mengikuti Millah Ibrahim yang lurus.

“Kita diminta mengikuti tindak tanduk Ibrahim, karena Ibrahim memiliki kedua ciri sebelumnya yakni menyerahkan hidupnya totalitas kepada Allah, dan selalu berbuat baik,” katanya.

Kita hanya diminta mengikuti Ibrahim karena tidak mungkin bisa menyamainya.

“Bagaimana kita bisa menyamai Ibrahim yang memilih mengorbankan anaknya untuk Allah,” katanya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Maka pantaslah Allah menjadikan Ibrahim sebagai kesayangannya (Kholilulloh).

“Ibrahim diberi gelar Kholilulloh karena beliau senang memberi, tidak senang meminta,” katanya.(L/B01/RS3).

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Rekomendasi untuk Anda