SEJAK dahulu hingga hari ini, lelaki selalu dihadapkan pada tiga ujian terbesar dalam hidup mereka: harta, wanita, dan takhta (kekuasaan). Tiga hal ini sering kali menjadi pemicu kehancuran spiritual, moral, dan bahkan kehancuran peradaban jika tidak dijaga dengan baik. Namun di sisi lain, tiga hal ini juga bisa menjadi jalan menuju kemuliaan dan surga bila dihadapi dengan iman, ilmu, dan akhlak. Tiga ujian para lelaki tersebut antara lain sebagai berikut.
Pertama, Ujian Harta: Antara Rezeki Halal dan Nafsu Serakah
Tak dapat dipungkiri, harta adalah kebutuhan. Namun, saat harta menjadi tujuan, bukan sarana, banyak lelaki terjerumus dalam kezaliman. Demi mengejar kekayaan, sebagian rela menipu, mencuri, bahkan meninggalkan shalat dan menjual harga diri.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban Sesuai Syariat, Ini Panduan Lengkapnya
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya bagi setiap umat ada fitnah, dan fitnah umatku adalah harta.”(HR. Tirmidzi)
Lelaki sejati bukan yang bergelimang harta, tapi yang amanah dan berani menolak rezeki haram. Dia bekerja keras, memberi nafkah yang halal, dan tidak silau oleh kemewahan. Ia sadar bahwa harta bukan hanya amanah, tapi ujian.
Kedua, Fitnah Wanita: Antara Cinta yang Halal dan Nafsu yang Merusak
Allah menciptakan wanita sebagai fitnah bagi laki-laki. Bukan berarti wanita adalah sumber keburukan, tapi laki-laki sering kehilangan akal karena tidak menjaga pandangan dan hatinya. Berapa banyak pemimpin jatuh karena wanita? Berapa banyak ulama runtuh karena syahwat?
Baca Juga: Doa untuk Orang Haji dan Umroh Agar Mendapat Haji Mabrur
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidak aku tinggalkan fitnah yang lebih membahayakan bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun wanita juga bisa menjadi penyejuk jiwa, bukan perusak cita. Istri yang shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Lelaki yang menjaga kehormatannya, menahan pandangannya, dan menikah karena Allah, dialah yang menang.
Wanita juga perlu memahami bahwa aurat, akhlak, dan sikapnya bisa menjadi sebab terjaganya laki-laki, atau sebaliknya. Maka wanita mulia adalah yang menolong lelaki agar tidak tergelincir, bukan memancing syahwat mereka.
Baca Juga: Silaturahim vs Silaturahmi: Apa Bedanya Menurut Syariat?
Ketiga, Ambisi Takhta: Antara Kepemimpinan Amanah dan Nafsu Kekuasaan
Setiap lelaki memiliki naluri untuk memimpin, membangun, dan berkuasa. Tapi ketika ambisi takhta berubah menjadi kerakusan, saat itulah kehancuran dimulai. Kekuasaan yang tak dibingkai iman akan melahirkan kesombongan, tirani, dan pengkhianatan terhadap rakyat.
Allah berfirman,
وَلَا تَرْكَنُوۤا۟ إِلَى ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ
“Dan janganlah kamu condong kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka…” (Qs. Hud: 113)
Baca Juga: Keutamaan Haji: Pahala dan Kedudukan Mulia di Sisi Allah
Lelaki sejati tidak mengejar kekuasaan untuk dirinya, tetapi memikul kepemimpinan sebagai amanah. Ia memimpin dengan adil, tegas, dan takut kepada Allah. Seperti Umar bin Khattab yang rela tidur di tanah demi rakyatnya, atau Nabi Yusuf yang meminta jabatan bendahara bukan untuk memperkaya diri, tapi menyelamatkan negeri.
Tiga godaan ini tak bisa dihindari, tapi bisa dihadapi. Lelaki harus memiliki ilmu, keteguhan hati, dan lingkungan yang baik. Bertemanlah dengan orang-orang shalih, pelajari sirah Nabi dan para sahabat, dan jadikan keluarga sebagai benteng iman.
Dan untuk para wanita, pahamilah bahwa lelaki tak hanya berjuang untuk dirinya, tapi untuk keluarganya, masyarakat, dan umat. Maka jadilah pendamping yang mendoakan, bukan penuntut yang membebani. Jadilah penjaga kehormatan suami, bukan sumber godaan lelaki lain.
Lelaki terbaik bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang bangkit kembali dan bertaubat. Lelaki terbaik bukan yang menghindari tanggung jawab, tapi yang berani menghadapi tiga godaan dunia dengan hati yang kuat dan iman yang kokoh.
Baca Juga: Panduan Haji, Apa Saja yang Tidak Boleh Dilakukan?
Semoga para lelaki hari ini menjadi pejuang yang bersih dari kerakusan harta, terjaga dari fitnah wanita, dan amanah dalam setiap jabatan. Dan semoga para wanita menjadi cahaya penyejuk dan pelindung dalam gelapnya ujian dunia.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Urgensi Jihad Ma’rifi dalam Pembebasan Masjidil Aqsa