Jakarta, MINA – Samudera Hindia memegang peran kunci dalam menentukan kondisi iklim global termasuk cuaca ekstrem. Namun demikian, Samudera Hindia juga menjadi sumber limpahan sumberdaya hayati dan non-hayati yang sangat penting bagi masyarakat di kawasan itu.
Ekspedisi dan riset internasional dilakukan secara intensif oleh para pakar oseanografi dan iklim di Samudera Hindia dengan tujuan untuk memahami interaksi antara aspek oseanografi fisika, kimia dan biologi serta biologi dan memanfaatkannya secara optimal untuk pembangunan berkelanjutan di masa depan dan mendukung program blue economy.
Inisiatif riset tersebut dihimpun dalam wadah Internasional Indian Ocean Expedition 2 (IIOE-2), melanjutkan kesuksesan IIOE yang telah sukses dilaksanakan 50 tahun yang lalu.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI, Dirhamsyah menjelaskan, program IIOE -2 ini merupakan komponen penting untuk layanan maritim, pengelolaan lingkungan, prediksi iklim, dan ketahanan pangan dan energi.
Baca Juga: Gunung Dempo di Sumsel Erupsi, Status Level II Waspada
“Dalam aspek geosains kelautan, LIPI bekerjasama dengan Singapura dan Perancis untuk meneliti sumber-sumber tsunami dan gempa di Samudera Hindia khususnya di barat Sumatera,” kata Dirham pada pembukaan Annual Meeting of the IIOE-2 di Ruang Auditorium BMKG Jakarta, Rabu (21/3).
Selain itu, Dirham menambahkan, P2O telah melakukan penelitian terkait Samudera Hindia sejak 2015 dengan menggunakan kapak Riset K/R Baruna Jaya VIII dalam ekspedisi penelitian Widya Nusantara di Mentawai, Enggano, dan Aceh.
“Riset kelautan kita perlu didorong agar dapat ditingkatkan dan saat ini untuk mendukung penelitian Samudera Hindia sedang dibangun Stasiun Penelitian Sabang. Hal ini sebagai komitmen kita untuk melakukan pengembangan penelitian terkait Samudera Hindia,” pungkasnya. (L/R09/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BNPB: Banjir Bandang Melanda Tapanuli Sumut, Dua Orang Meninggal