Nablus, MINA – Tiga pejuang yang melakukan operasi perlawanan di Lembah Yordan dilaporkan syahid pada Kamis (4/5) pagi, saat pasukan pendudukan Israel menyerbu Kota Tua Nablus dan mengepung rumah mereka. Demikian dikutip dari Shehab.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan, agresi Israel di Kota Tua Nablus mengakibatkan tiga orang syahid, dua syuhada di antaranya sulit dikenali dan diidentifikasi wajahnya akibat intensitas penembakan.
Bentrokan bersenjata terjadi antara pejuang perlawanan dan pasukan pendudukan setelah infiltrasi pasukan khusus dari unit Yamam Israel ke Kota Tua Nablus, dan kemudian tentara pendudukan mengirim bala bantuan militer dalam jumlah besar.
Selama penyerangan, pasukan pendudukan mencegah ambulans untuk mengevakuasi yang terluka.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sebelumnya, seruan dibuat untuk menghadapi serbuan pendudukan ke Nablus dan mencabut pengepungan di rumah-rumah yang terkepung, dan para pemuda menutup pintu masuk ke Kota Tua untuk menghalangi pergerakan tentara pendudukan.
Tentara pendudukan dikerahkan di atap sebuah bangunan dekat rumah yang terkepung di Kota Tua, sementara pejuang perlawanan menargetkan pasukan pendudukan dengan alat peledak rakitan, dan menembak jatuh sebuah drone setelah menargetkannya di wilayah udara Nablus.
Asap mengepul setelah ledakan terdengar di sekitar rumah yang dikepung oleh pendudukan di Kota Tua Nablus.
Aksi perlawanan terus meningkat di Tepi Barat sebagai reaksi terhadap kebijakan ekstrim pendudukan Israel di bawah PM Benyamin Netanyahu.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Selain perlawanan bersenjata di beberapa tempat di Tepi Barat, aksi perlawanan juga dilakukan para tahanan Palestina di penjara pendudukan Israel. Selasa kemarin, Pimpinan Tahanan Palestina di penjara pendudukan Israel, Syeikh Adnan dilaporkan syahid setelah melakukan aksi perlawanan mogok makan selama 86 hari. (T/B03/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian