Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Kabupaten Bogor bertambah jumlah santri asingnya dengan masuknya tiga pemuda asal Filipina, yaitu Abdurrahim (18 tahun), Abdul Hakim (21 tahun), Jabier (18 tahun).
Ketiganya akan menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah, berupa pendidikan Al-Quran, Hadits, Bahasa Arab dan Jurnalistik.
Seusai melaksanakan salat Zuhur berjamaah di Masjid At-Taqwa yang berada di tengah komplek Pesantren A-Fatah, Pasir Angin, Cileungsi, Kabupaten Bogor, wartawan MINA berkempatan menemui ketiganya, Ahad (8/3).
“Saya datang ke sini mempunyai tujuan untuk belajar Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Jurnalistik,” kata Abdurrahim yang mengaku sudah lulus sekolah SLTA di negaranya itu.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Sementara itu saat MINA menanyakan kepada Abdul Hakim tentang bagaimana pandanganya mengenai persaudaraan yang ada di pesantren tersebut, ia menjawab, “alhamdulilah masya Allah sangat bagus,” ia pun memperkenalkan diri, “Saya mengenalkan diri nama saya Abdul Hakim, saya orang Pilipina,” katanya.
Pemuda yang baru datang sekitar 15 hari di Pesantren itu, dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata mengatakan bahwa maksud kedatangannya ke Pesantren, “untuk belajar bahasa Arab, bahasa Indonesia, Al Quran Hadits dan Jurnalistik, Insyaallah,” kata Hakim seraya meminta didoakan supaya sukses.
Pemuda lainnya Jabir mengapreasi Indonesia, “is good, beautiful.”
Saat ditanya soal menu makanan tidak masalah karena makanan sehari-hari di Filipina juga nasi, bahkan katanya di sini lebih lezat, ada kerupuk, tempe, tahu dan sambal.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Imaam Yakhsyallah Mansur selaku Pembina Pesantren menyampaikan harapannya.
“Agar menjadi dai Islam yang rahmah dan mengembalikan Filipina sebagai negeri muslim. Ingat Manila dulu namanya Amanillah. Pahlawan mereka Jose Rizal menurut sebuah sumber, dulunya muslim,” kata Imaam Yakhsyallah.
Ahmad Soleh atas nama pimpinan STAI Al-Fatah mengatakan, tiga cama STAI Al-Fatah dari Filipina itu sekarang sedang mengikuti program prakuliah, atau kelas persiapan. Di antaranya dibekali materi-materi keagamaan dan bahasa Indonesia yang menjadi pengantar perkuliahan mereka nantinya.
“Kami berharap, mahasiswa-mahasiswa STAI Al-Fatah ke depannya benar benar menjadi hamba Allah yang bertakwa dan dapat menjadi agen perubahan di lingkungan dan negara asalnya,” katanya.
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Dia mengatakan, ada beberapa kecakapan yang mesti mereka raih setelah kuliah, di antaranya, pertama mampu berkhutbah dengan berbagai hal yang meliputinya. Kedua, memiliki kecakapan membaca Al-Quran dengan bacaan yang standar sekaligus mengerti makna dan tafsir singkatnya.
“Ketiga, mampu membaca dan menggali sumber-sumber keislaman dari Kitab berbahasa Arab dan pengembangan Komunikasi dan jurnalisme dari buku-buku berbahasa inggris. Keempat, memiliki keahlian sebagai jurnalis muslim, sekaligus mampu menyebarkan ajaran Islam melalui tulisan dalam berbagai media, baik cetak maupun online,” katanya. (RS5/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia