Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga Pemuda Filipina Nyantri di Pondok Pesantren Al-Fatah

Rendi Setiawan - Senin, 9 Maret 2020 - 07:09 WIB

Senin, 9 Maret 2020 - 07:09 WIB

27 Views

Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Kabupaten Bogor bertambah jumlah santri asingnya dengan masuknya tiga pemuda asal Filipina, yaitu Abdurrahim (18 tahun), Abdul Hakim (21 tahun), Jabier (18 tahun).

Ketiganya akan menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah, berupa pendidikan Al-Quran, Hadits, Bahasa Arab dan Jurnalistik.

Seusai melaksanakan salat Zuhur berjamaah di Masjid At-Taqwa yang berada di tengah komplek Pesantren A-Fatah, Pasir Angin, Cileungsi, Kabupaten Bogor, wartawan MINA berkempatan menemui ketiganya, Ahad (8/3).

“Saya datang ke sini mempunyai tujuan untuk belajar Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Jurnalistik,” kata Abdurrahim yang mengaku sudah lulus sekolah SLTA di negaranya itu.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

Sementara itu saat MINA menanyakan kepada Abdul Hakim tentang bagaimana pandanganya mengenai persaudaraan yang ada di pesantren tersebut, ia menjawab, “alhamdulilah masya Allah sangat bagus,” ia pun memperkenalkan diri, “Saya mengenalkan diri nama saya Abdul Hakim, saya orang Pilipina,” katanya.

Pemuda yang baru datang sekitar 15 hari di Pesantren  itu, dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata mengatakan bahwa maksud kedatangannya ke Pesantren, “untuk belajar bahasa Arab, bahasa Indonesia, Al Quran Hadits dan Jurnalistik, Insyaallah,” kata Hakim seraya meminta didoakan supaya sukses.

Pemuda lainnya Jabir mengapreasi Indonesia, “is good, beautiful.”

Saat ditanya soal menu makanan tidak masalah karena makanan sehari-hari di Filipina juga nasi, bahkan katanya di sini lebih lezat, ada kerupuk, tempe, tahu dan sambal.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Imaam Yakhsyallah Mansur selaku Pembina Pesantren menyampaikan harapannya.

“Agar menjadi dai Islam yang rahmah dan mengembalikan Filipina sebagai negeri muslim. Ingat Manila dulu namanya Amanillah. Pahlawan mereka Jose Rizal menurut sebuah sumber, dulunya muslim,” kata Imaam Yakhsyallah.

Ahmad Soleh atas nama pimpinan STAI Al-Fatah mengatakan, tiga cama STAI Al-Fatah dari Filipina itu sekarang sedang mengikuti program prakuliah, atau kelas persiapan. Di antaranya dibekali materi-materi keagamaan dan bahasa Indonesia yang menjadi pengantar perkuliahan mereka nantinya.

“Kami berharap, mahasiswa-mahasiswa STAI Al-Fatah ke depannya benar benar menjadi hamba Allah yang bertakwa dan dapat menjadi agen perubahan di lingkungan dan negara asalnya,” katanya.

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Dia mengatakan, ada beberapa kecakapan yang mesti mereka raih setelah kuliah, di antaranya, pertama mampu berkhutbah dengan berbagai hal yang meliputinya. Kedua, memiliki kecakapan membaca Al-Quran dengan bacaan yang standar sekaligus mengerti makna dan tafsir singkatnya.

“Ketiga, mampu membaca dan menggali sumber-sumber keislaman dari Kitab berbahasa Arab dan  pengembangan Komunikasi dan jurnalisme dari buku-buku berbahasa inggris. Keempat, memiliki keahlian sebagai jurnalis muslim, sekaligus mampu menyebarkan ajaran Islam melalui tulisan dalam berbagai media, baik cetak maupun online,” katanya. (RS5/R2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Indonesia