Aceh, 2 Jumadil Awwal 1437/10 Februari 2016 (MINA) – Penanganan pengungsi etnis Rohingya oleh Indonesia di beberapa tempat penampungan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terus mengundang minat dan keingintahuan berbagai pihak.
Setidaknya tiga peneliti dan seorang jurnalis lembaga penyiaran Nippon Hōsō Kyōkai (NHK) dari Jepang tertarik untuk melakukan kunjungan dan melihat langsung situasi di lapangan.
Salah satu kompleks shelter yang berdiri tahun lalu berkat perhatian masyarakat donor nasional maupun global, di Desa Blang Adoe, Lhokseumawe, Aceh Utara adalah salah satu yang kerap mendapatkan perhatian, demikian laporan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Akiko Horiba, Mariko Hayashi dan Fumiko Okamtoto dari The Sasakawa Peace Foundation (SPF) serta Yuko Aizawa dari NHK menghabiskan waktu hingga dua hari, Jum’at-Sabtu (5-6/2), untuk berbincang dan bercengkerama dengan para penghuni shelter.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Presiden Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR), Syuhelmaidi Syukur, yang mendampingi para peneliti ini sejak dari Jakarta, menjelaskan para peneliti tertarik mengetahui lebih dalam tentang asal-muasal kehadiran para pengungsi etnis Rohingya itu ke Aceh, sejarah konflik yang terjadi di negeri mereka serta penanganan mereka setelah tiba di Provinsi Aceh Indonesia.
Sejauh ini, selain ditampung di Desa Blang Adoe, Aceh Utara, para pengungsi Rohingya juga ditempatkan dalam penampungan di Bayeun, Aceh Timur, Kuala Langsa dan Lhok Bani, Kota Langsa.
Selama berada di ICS Blang Adoe, para peneliti mewawancarai sejumlah pengungsi untuk mendapatkan informasi orisinal tentang kisah perjalanan mereka menyeberangi lautan. Para relawan yang selama ini terlibat dalam penanganan pengungsi Rohingya juga ikut diwawancarai secara mendalam.
“Sebelum kedatangan tiga peneliti dari Jepang ini, ICS Blang Adoe juga kerap mendapat kunjungan. Peneliti dari Malaysia dan Australia serta wakil berbagai lembaga internasional sudah datang ke sini, awal Januari lalu bahkan beberapa mahasiswa dari The Nanyang University Singapura juga membuat film dokumenter tentang etnis Rohingya di sini,” ungkap Media Relation KNSR, Zainal Bakri.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Berbarengan dengan tamu dari Jepang, ICS Blang Adoe juga menrima kunjungan dua peneliti dari The Habibie Center, Johari Efendi dan Sopar Peranto, Jumat sore. Semua peneliti dari SPF Jepang dan The Habibie Center yang datang ke ICS, tambah Zainal Bakri, fokus pada penelitian tentang konflik dan perdamaian.
“Kedatangan mereka ke lokasi pengungsi Rohingya menunjukkan bahwa isu tentang Rohingya masih terus bergulir di kancah internasional. Kita berharap, perhatian besar dunia ini akan mempercepat penanganan Rohingya ke depannya, baik yang masih berada di Myanmar maupun yang sudah menjadi pencari suaka di luar negara mereka,” imbuh Syuhelmaidi.(L/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat