Banda Aceh, MINA – Tiga peneliti Universitas Syiah Kuala (USK) kembali menorehkan prestasi yang membanggakan karena nama mereka berhasil masuk dalam 2 persen top saintis atau peneliti terbaik dunia.
Hal itu berdasarkan rilis dari lembaga publikasi ilmiah terbesar di dunia yaitu Elsevier bekerja sama dengan Universitas Stanford, Jumat (20/9).
Ketiga peneliti tersebut adalah Prof. Dr. Muchlisin Z.A, S.Pi, M.Sc dari Fakultas Kelautan dan Perikanan. Lalu dr. Harapan, DTM&H., M.Infect.Dis dan Dr. Mudatsir, M.Kes dari Fakultas Kedokteran.
Setiap tahunnya Elsevier dan Universitas Stanford merilis peringkat peneliti yang masuk 2 persen terbaik dunia. Pemeringkatan ini berdasarkan pada beberapa indikator. Di antaranya, kutipan terstandarisasi untuk mengukur dampak dari publikasi riset peneliti tersebut terhadap berbagai disiplin ilmu. Data ini mencakup informasi H-index yang mengukur produktivitas dan dampak sitasi peneliti. Lalu jumlah sitasi, serta kontribusi peneliti tersebut dalam pengembangan ilmu pengetahuan global.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan Ringan hingga Sedang
Menariknya, peneliti USK pernah beberapa kali masuk dalam jajaran ilmuwan berpengaruh di dunia tersebut. Misalnya pada tahun 2021, Prof. Muchlisin dan Harapan berhasil masuk daftar top saintis ini. Lalu pada tahun ini, Prof. Mudatsir berhasil masuk untuk pertama kalinya.
Oleh sebab itu, Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan mengucapkan syukur serta selamat atas prestasi ketiga peneliti USK tersebut.
Rektor mengakui, selama ini riset-riset dari tiga peneliti USK tersebut telah banyak memberikan kontribusi penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan, serta menjawab persoalan yang terjadi di masyarakat.
Misalnya dr. Harapan yang berhasil menerbitkan 50 jurnal Internasional dan bertindak sebagai reviewer di beberapa jurnal yang ternama di dunia. Proyek PhD-nya berfokus pada epidemiologi molekuler dan investigasi kesehatan masyarakat terhadap arbovirus utama di Indonesia (virus demam berdarah, chikungunya, dan Zika).
Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina
Lalu Prof. Muchlisin yang selama ini telah dikenal sebagai pakar iktiologi dunia yaitu cabang ilmu mempelajari kehidupan ikan. Ia telah menerbitkan banyak makalah di beberapa jurnal bereputasi dan editor untuk beberapa jurnal internasional. Dirinya pernah mendapat kepercayaan sebagai President Asian Society of Ichthyologist (Persatuan Ahli Ikan Asia). Namanya pun telah berulang kali masuk dalam jajaran peneliti terbaik di Indonesia dan dunia.
Selanjutnya Prof. Mudatsir merupakan pakar mikrobiologi USK. Risetnya banyak berfokus pada penyakit menular, epidemiologi, molekuler, genetika, dan biologi molekuler. Dirinya juga aktif menulis pada berbagai jurnal bereputasi nasional dan internasional.
Oleh sebab itu, Rektor menilai pencapaian mereka ini merupakan tidak hanya kebanggaan USK secara institusi tapi kebanggaan kolektif kita semua. Sebab prestasi mereka ini setidaknya menunjukkan bahwa kualitas riset dan inovasi dari peneliti USK telah diakui dunia.
“Alhamdulillah, ini prestasi yang sangat membanggakan. Kami berharap prestasi ini bisa menginspirasi peneliti USK lainnya untuk terus berinovasi berdasarkan bidang keilmuannya masing-masing. Dengan demikian, nama USK semakin berarti di masyarakat,” ucap Rektor. []
Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ
Mi’raj News Agency (MINA)