Gaza, MINA – Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan bahwa para pejuangnya baru-baru ini berhasil menghancurkan beberapa kendaraan militer Israel yang masuk dalam jebakan yang dirancang di Jalur Gaza selatan.
Menurut pernyataan dari Brigade Al-Qassam, seperti dikutip dari MEMO, Senin (15/7), para pejuangnya berhasil menjebak konvoi tank ke dalam penyergapan ketat dan menghancurkan tiga tank Merkava dengan peluru Yassin 105 di dekat Masjid Abu Dhar Al-Ghafari di timur Rafah, di Jalur Gaza selatan.
“Bentrokan bersenjata masih berlangsung setelah penghancuran tank,” tambahnya.
Bentrokan antara faksi bersenjata Palestina dan pasukan Israel sedang berlangsung di Rafah, tempat tentara Israel melancarkan serangan militer pada 6 Mei lalu.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Sebelumnya pada Sabtu, pesawat tempur Israel mengebom lingkungan Al-Mawasi di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pemboman tersebut menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina dan melukai 289 lainnya.
Operasi penyelamatan masih berlangsung sebagai upaya untuk memulihkan korban di Al-Mawasi, sebuah wilayah yang dipenuhi pengungsi Palestina yang pindah ke sana setelah tentara menetapkannya sebagai zona kemanusiaan.
Media Israel mengklaim, serangan itu ditujukan kepada Mohammed Deif, Panglima Brigade Al-Qassam, namun baik otoritas Israel maupun sayap militer Hamas tidak mengeluarkan pernyataan resmi, bahkan membantah kalim itu.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan balasan pejuang Palestina pada 7 Oktober.
Lebih dari 38.300 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 88.300 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. []
Mi’raj News Agency (MINA)