Kairo, MINA – Tiga wartawan Mesir mengatakan pada Senin (7/11) bahwa mereka telah memulai mogok makan untuk menuntut pihak berwenang membebaskan Alaa Abdel Fattah, seorang narapidana politik yang dipenjara yang telah menolak makanan dan sekarang juga air.
Warga Inggris-Mesir Abdel Fattah (40) seorang tokoh utama dalam pemberontakan 2011 yang menggulingkan presiden lama Hosni Mubarak. Dia berhenti minum air pada hari Ahad (6/11), bertepatan dengan pembukaan KTT iklim COP27 di Mesir.
“Kami telah berhenti makan sekarang karena Alaa Abdel Fattah dalam bahaya kematian,” kata jurnalis Mona Selim kepada kantor berita Prancis saat duduk di serikat jurnalis di Kairo, Nahar Net melaporkan.
Dia berbicara bersama Eman Ouf dan Racha Azab, dua rekan yang melakukan mogok makan bersamanya.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Selim mengatakan bahwa ketiganya juga menuntut “pembebasan semua tahanan hati nurani” di Mesir, yang menurut kelompok HAM berjumlah lebih dari 60.000 di Mesir. Mereka dipenjarakan di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang menggulingkan presiden Islamis Mohamed Morsi pada 2013, sebelum terpilih pada tahun berikutnya.
Setelah mogok makan tujuh bulan di mana ia hanya mengonsumsi “100 kalori sehari”, Alaa Abdel Fattah telah menolak makanan sama sekali sejak Selasa lalu.
Pada hari Ahad ia meluncurkan “mogok air”, kata saudara perempuannya Sanaa Seif, yang pada hari Senin melakukan perjalanan ke Sharm el-Sheikh di mana para pemimpin dunia tiba untuk COP27. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan