Gaza, MINA – Setidaknya tiga wartawan Palestina gugur syahid dalam serangan udara Zionis Israel yang menargetkan sekelompok jurnalis di halaman Rumah Sakit Al-Ahli Arab, yang juga dikenal sebagai Rumah Sakit Baptis, di Kota Gaza, Kamis pagi (5/6).
Serangan terjadi tanpa adanya peringatan sebelumnya, menurut laporan wartawan setempat kepada Middle East Eye (MEE).
Korban syahid dalam serangan brutal tersebut di antaranya adalah Suleiman Hajjaj dan Ismail Badah, keduanya bekerja untuk stasiun televisi Palestine Today TV, serta Samir al-Rifai, fotografer dari Kantor Berita Shams.
Sementara dua jurnalis lainnya, Imad Daloul dari Palestine Today TV) dan Ahmed Qaljah dari Al-Arabiya TV, dilaporkan mengalami luka kritis dan segera dilarikan ke unit perawatan intensif.
Baca Juga: 70.000 Anak Gaza Hadapi Tingkat Kekurangan Gizi Parah
Rekaman yang beredar secara daring menunjukkan tubuh para korban berserakan di halaman rumah sakit saat warga Palestina mencoba memberikan pertolongan.
Saksi mata mengatakan kepada MEE bahwa pesawat tempur Zionis Israel melancarkan serangan saat para jurnalis tengah melakukan peliputan di lapangan.
Gerakan Perlawanan Islam Hamas dalam pernyataannya mengutuk keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai “kejahatan perang baru” oleh entitas Zionis.
“Ini adalah bagian dari kebijakan sistematis Zionis yang menyasar jurnalis Palestina untuk membungkam suara mereka, menghalangi mereka meliput kejahatan pendudukan di Gaza, dan menghapus narasi yang adil tentang kejahatan mengerikan musuh terhadap rakyat Palestina,” kata Hamas.
Baca Juga: Hamas Serukan Idul Adha untuk Patahkan Blokade Gaza
Hamas menegaskan bahwa pembunuhan ini merupakan “kejahatan perang yang kompleks,” karena menyasar jurnalis yang seharusnya dilindungi berdasarkan Konvensi Jenewa dan hukum internasional, sekaligus menargetkan fasilitas sipil seperti rumah sakit yang memiliki perlindungan hukum internasional.
“Hal ini mencerminkan desakan pemerintah kriminal Benjamin Netanyahu untuk memperluas cakupan kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina dan pengabaian terang-terangan terhadap komunitas internasional dan sistem hukum dan kemanusiaannya,” tambahnya.
Serangan tersebut menjadi bagian dari gelombang kekerasan yang terus berlangsung terhadap pekerja media di Gaza, menjadikan konflik ini sebagai yang paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah modern.
Menurut laporan terbaru dari Watson Institute for International and Public Affairs, sedikitnya 225 jurnalis telah gugur sejak agresi Israel dimulai pada Oktober 2023, menjadikannya lebih mematikan daripada Perang Dunia I, II, Perang Korea, Perang Vietnam, konflik di Yugoslavia, dan perang pasca-9/11 di Afghanistan—jika digabungkan.
Baca Juga: Pasukan Perlawanan di Gaza Targetkan Tentara Bayaran
“Pada tahun 2023, rata-rata seorang jurnalis terbunuh setiap empat hari. Pada tahun 2024, menjadi setiap tiga hari,” sebut laporan tersebut. Sebagian besar korban adalah jurnalis lokal yang berupaya menyuarakan kondisi kemanusiaan dari dalam wilayah terkepung.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 6.600 Jamaah Haji Palestina Berada di Arafah