Klaten, 24 Jumadil Akhir 1437/3 April 2016 (MINA) – Tim Dokter Forensik dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dipimpin Dr. Gatot akhirnya melakukan otopsi jenazah Siyono yang meninggal usai ditangkap Densus 88.
Proses otopsi jenazah Siyono dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Ahad (3/4) pagi.
Proses persiapan otopsi dilakukan sembilan dokter forensik Muhammadiyah dan satu dokter dari Polda Jawa Tengah sejak pukul 05.30 WIB di dalam tenda di pemakaman, setelah pembongkaran makam Siyono. Proses otopsi selesai sekitar pukul 11.15 WIB.
“Sekarang jenazah sudah dimasukkan kembali dan sudah ditutup tanah oleh KOKAM”, jelas Iwan Setyawan, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DIY, demikian laporan sangpencerah.com.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Otopsi mendapat penjagaan ketat sekitar 1.200 personel Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). Tampak anggota BRIMOB Polda Jateng ikut berjaga di luar lokasi pemakaman.
Sementara dokter Gatot, Ketua Tim Dokter Forensik Muhammadiyah mengatakan bahwa perlu waktu hingga tujuh hari untuk uji lab di Yogyakarta dan Semarang.
Dia mengatakan, tim dokter mengambil sampel kulit dan daging jenazah untuk uji lab dan menemukan benang merah penyebab kematian.
“Memang ada bekas luka benda tumpul di beberapa bagian tubuh, tapi perlu diuji lab lebih lanjut untuk membuktikan apakah itu penyebab kematian almarhum,” ujar dokter Gatot.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Di antara mereka yang menyaksikan otopsi adalah Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketum PP Pemuda Muhammadiyah) bersama Komisioner Komnas HAM Siane Indriani, Manager Nasution, Prof. Hadiz Abbas didampingi KOKAM Jateng berada di Pogung, Cawas, Klaten.
Menurut Busyro Muqqodas, otopsi ini kewenangan Komnas HAM, Muhammadiyah hanya membantu penuhi permintaan otopsi.
“KomnasHAM sebagai tanggung jawab moral membela masyarakat sipil dari kekerasan oleh negara,” kata Busyro.
Untuk hasil otopsi ini masih menunggu laporan resmi dari dokter forensik Muhammadiyah.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Sebelumnya Komnas HAM meminta secara resmi kepada Muhammadiyah untuk melakukan otopsi atas nama Komnas HAM dengan menunjuk sembilan dokter ahli forensik.(T/R05/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)