Satungal, 14 Rajab 1436/5 Mei 2015 (MINA) – Tim Indonesia yang terdiri dari TNI Angkatan Darat, tim kesehatan, BNPB bekerjasama dengan masyarakat Satungal mendirikan tenda rumah sakit mandiri di lokasi lapangan Desa Satungal.
Tenda yang didirikan tidak hanya tenda rumah sakit mandiri tetapi juga tenda pengungsi.
“Pendirian tenda rumah sakit lapangan, merupakan kebutuhan masyarakat yang terkena dampak nepal/">gempa Nepal yang baru terjadi minggu lalu,” kata Direktur Tanggap Darurat Junjungan Tambunan, demikian siaran pers resmi BNPB yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (5/5).
Junjungan Tambunan mengatakan, pendirian tenda tersebut juga merupakan rekomendasi pemerintah Nepal dan MOFA. Hal ini sesuai dengan misi dari Tim Indonesia untuk Nepal yang memfokuskan diri dalam pelayanan medis dan pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Dua hari sebelum pemasangan, tim kita sudah melakukan assessment dan juga atas kunjungan Duta Besar Bangladesh melihat lokasi tersebut dan melakukan dialog dengan pemerintah setempat diketahui bahwa mereka sangat mengharapkan untuk dibuatkan tenda rumah sakit lapangan ini. Atas dasar itu, hari ini didirikan tenda rumah sakit dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah daerah setempat,” tambahnya.
Junjungan mengharapakan bahwa rumah sakit lapangan itu bisa beroperasi optimal dan juga bagi pelayanan kesehatan. Kondisi saat ini rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
Tim dokter juga maksimal melakukan kegiatannya. Tim Indonesia Peduli Nepal terbagi dua yaitu di Rumah Sakit Kantipur yang merupakan RS rujukan untuk operasi rumkit lapangan dan tim dokter yang akan bertugas di rumkit lapangan.
Ia menghimbau bagi kelompok masyarakat atau organisasi yang bergabung di Nepal untuk bantuan kemanusiaan dapat berkordinasi dengan Indonesia Peduli Nepal untuk bantuan tenaga yang di rumah sakit atau di rumah sakit lapangan dan juga yang mobile.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pemasangan didampingi oleh tokoh masyarakat, kepala puskesmas Desa Satungal, kepala desa, kepala distrik dan juga perwakilannya dari Rumah Sakit Kantipur.
Sementara itu, Victor Johnathan Rembert dari Disaster Research Partnership (DRP) menegaskan, pengelolaan bencana harus melibatkan semua, disaster is every people business. Masyarakat akan dapat memperkuat ketangguhan mereka jika bahasa yang digunakan dalam penanggulangan bencana mudah dimengerti oleh masyarakat setempat. (T/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)