Makkah, MINA – Tim kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) siap memfokuskan tenaga kesehatan menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Seluruh tenaga kita fokuskan di Armuzna, yang dari Madinah juga sudah ada di Makkah,” kata Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Budi Sylvana, kepada wartawan ketika ditemui di KKHI, Rabu (29/6/
Untuk Armuzna, sebanyak 782 orang tenaga kesehatan akan diturunkan. Mereka terdiri dari 48 dokter spesialis, 67 dokter umum, serta ratusan perawat.
Dokter spesialis yang diterjunkan di antaranya spesialis jantung, spesialis paru, spesialis penyakit dalam, anastesi, bedah ortopedi, kulit dan kelamin, mata, dan spesialis jiwa.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Tenaga dokter dan perawat Insya Allah sudah siap. Obat-obatan juga mencukupi untuk puncak Armuzna,” ujarnya.
Saat puncak haji, KKHI juga akan mulai mencoba rompi penurun panas atau Carbon Cool. Rompi ini didesain khusus untuk jamaah yang mengalami heat stroke akibat udara yang cukup panas.
“Di Indonesia ini pernah diuji coba dan berhasil. Nanti akan kita coba apakah efektif untuk jamaah heat stroke,” lanjutnya.
Menjelang puncak haji, KKHI juga melakukan screaning khusus bagi jamaah dengan risiko tinggi. Mereka didata di kloter dan sektor.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Jika risiko tinggi dengan komorbid, jamaah akan dijemput untuk dilakukan medical check up di KKHI. “Sudah 500-an jamaah yang kita screaning,” imbuhnya.
Jika medical check up menunjukkan jamaah tidak memungkinkan ikut Armuzna, maka KKHI akan mengusulkan agar yang bersangkutan ikut program safari wukuf.
“Jamaah yang tidak memenuhi syarat nanti disafariwukufkan, naik bus wukuf di Arafah 1-2 jam dan dikembalikan di KKHI untuk dirawat kembali. Prinsipnya keselamatan jamaah prioritas dengan tidak mengesampingkan rukun hajinya,” kata dia.
Data di KKHI, jamaah yang dirawat mayoritas menderita kardiovaskular atau terdapat gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
“Penyakit paling banyak diderita jamaah adalah kardiovaskular. Awalnya diprediksi penyakit paru, ternyata kardiovaskular, yakni jantung. Angkanya cukup banyak bahkan dari 14 yang meninggal 13 terkait kardiovaskular,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Haji Indonesia M Imran mengatakan hingga saat ini KKHI telah merawat 731 kasus rawat jalan dan 200 rawat inab.
“Sekarang ini 67 orang yang rawat inap. Paling banyak penyakit jantung karena memiliki riwayat jantung sebelumnya juga banyak yang diabetes dan hipertensi,” ujarnya.
Selain itu juga ada enam jamaah yang sedang dirawat di tiga rumah sakit Arab Saudi, yakni Rumah Sakit An Nur, Rumah Sakit King Faisal, serta Rumah Sakit King Abdul Aziz.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Imran mengatakan, timnya juga sudah siap untuk menghadapi Armuzna. Obat-obatan, serta peralatan medis juga telah siap.
“Kami juga menyiapkan klinik utama di Arafah, yakni di tenda misi haji serta ada 4 klinik satelit di setiap maktab,” ujar Imran.
Selain itu, di Muzdalifah juga ada 10 pos kesehatan yang tersebar di maktab. Di Mina juga didirikan satu klinik utama. “Kita juga punya 10 klinik mobile yang siaga di jamarat baik jalur atas maupun bawah,” kata dia. (R/R5/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio