Ramallah, MINA – Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah Palestina pada Sabtu (3/7) memuji empat insinyur Palestina, lulusan Universitas Birzeit di Tepi Barat, yang berhasil meraih juara pertama, Phoenix Prize, di ajang internasional, kompetisi untuk desain dan rekonstruksi Pelabuhan Beirut.
Kompetisi tersebut diadakan dalam rangka rekonstruksi Pelabuhan Beirut hancur dalam ledakan dahsyat pada Agustus tahun lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menyebabkan kerusakan berat pada bangunan.
Tim Palestina, yang disebut M.A.D. Arsitek, termasuk Mays Bani Odeh, Diala Andonia Majd Al-Malki dan Alaa Abu Awad, adalah lulusan Departemen Arsitektur di Universitas Birzeit. Mereka memberi judul proyek kemenangan mereka: The Aftermath – A Productive Beirut, demikian WAFA melaporkan.
Menteri Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah, Mahmoud Abu Mowais mengatakan, karya yang luar biasa dan khas ini membuktikan keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi Palestina terlepas dari tantangan yang dihadapi oleh rakyat Palestina.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Dia menyerukan untuk lebih fokus pada penelitian ilmiah kualitatif dengan cara yang melayani masyarakat Palestina, Arab dan internasional.
Ia juga menambahkan, hal ini mengirimkan pesan kepada dunia bahwa rakyat Palestina, dan terlepas dari hambatan yang dipaksakan oleh pendudukan Israel, mampu berinovasi, dan berbagi keahlian serta keterampilan mereka untuk memberi manfaat bagi seluruh umat manusia.
Tim M.A.D Arsitek (Palestina) meraih juara pertama dalam kompetisi yang diikuti tim dari Amerika Serikat, Rusia yang meraih juara kedua, Italia yang meraih juara ketiga, Polandia, Israel, Arab Saudi, Belanda, Bahrain, Portugal, China, dan Lebanon.
Hadiah Phoenix adalah penghargaan pertama yang ditetapkan sebagai bagian dari program internasional Penghargaan Haifa yang dikaitkan oleh asosiasi “iDARjerusalem” dan dipimpin oleh anggota juri internasional dan terkenal. (T/R6/P1)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)