Tinggal Satu Fasilitas Medis yang Operasi di Raqqa

Warga berlindung di sebuah bangunan di Kota Tua. (Foto: dok. Zamanalwsl.net)

New York, MINA – Hanya satu fasilitas kesehatan yang tetap berfungsi di kota Raqqa di tengah operasi militer Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengepung ibu kota de facto militan Islamic State () itu di Suriah.

Fasilitas medis itu dikelola oleh ISIS untuk melayani warga sipil yang terjebak oleh operasi SDF pimpinan pasukan Kurdi. SDF didukung oleh pengeboman koalisi Amerika Serikat untuk merebut kembali kota tersebut. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA, Ahad (10/9).

Lembaga medis Dokter untuk Hak Asasi Manusia (PHR) yang berbasis di New York mengatakan pada Jumat (8/9), kondisi di wilayah-wilayah kendali ISIS adalah “mimpi buruk”, hampir tidak memiliki layanan darurat atau petugas penyelamat.

Menurut PHR yang mewawancarai korban selamat dan dokter dari Raqqa, yang beroperasi satu-satunya itu menggunakan air asin untuk membersihkan luka. Perawatan luka traumatis terbatas untuk menghentikan pendarahan.

Rumah sakit lain di Raqqa telah dibom atau ditutup sejak operasi koalisi AS dimulai pada bulan Juni.

Seorang dokter dari Raqqa pada pertengahan Agustus mengatakan kepada PHR, dia beroperasi di luar rumahnya, karena warga sipil takut pergi ke rumah sakit lalu dibom atau mereka diperas oleh militan ISIS.

ISIS telah membagi rumah sakit yang terakhir berfungsi menjadi dua bagian, satu untuk warga sipil dan satu bagian untuk pejuangnya.

Diperkirakan masih ada 25.000 warga sipil yang terjebak di tengah operasi SDF untuk merebut kota itu. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.