Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiongkok Serukan Pembebasan Aset Afghanistan yang Dibekukan

Rudi Hendrik Editor : Bahron Ans. - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Gang Shuang, Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB, menyerukan pembebasan aset Afghanistan "segera dan tanpa syarat," Senin, 16 Desember 2024. (Gambar: dok. Khaama Press)

New York, MINA – Gang Shuang, Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB, menyerukan pembebasan aset Afghanistan “segera dan tanpa syarat.”

Dilansir dari Khaama Press, menurut laporan dari surat kabar Tiongkok pada Senin (16/12), Gang menekankan pentingnya memperkuat keterlibatan dengan Taliban di Afghanistan. Ia menyatakan, “Tiongkok mendesak negara-negara terkait untuk segera dan tanpa syarat membebaskan aset Afghanistan di luar negeri dan mengembalikannya secara penuh.”

Gang Shuang menggambarkan sanksi terhadap aset Afghanistan yang dibekukan sebagai “pemaksaan, ilegal, dan sepihak.”

Dia meminta negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, untuk menghentikan pembekuan tersebut. Menurutnya, rakyat Afghanistan menghadapi tantangan yang kompleks seperti kekurangan pangan, pengungsian, bencana alam, polusi, dan persenjataan yang tidak meledak.

Baca Juga: Rusia akan Tarik Semua Tentaranya dari Suriah

Aset bank sentral Afghanistan, yang bernilai sekitar $9 miliar, dibekukan di negara-negara Barat setelah Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus 2021.

Namun, setelah tindakan itu, pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden dan sekutunya mendirikan dana escrow di Swiss, mentransfer sekitar $3,5 miliar ke bank itu untuk membantu upaya kemanusiaan.

Kurangnya pengakuan formal Taliban dan tidak adanya pemerintahan yang responsif di Kabul telah menimbulkan kekhawatiran atas transparansi dan akuntabilitas bantuan keuangan. Tanpa pemerintahan yang stabil, alokasi sumber daya tetap tidak jelas dan tidak efisien.

Pelanggaran hak asasi manusia, terutama pembatasan hak-hak perempuan, tetap menjadi masalah utama di bawah pemerintahan Taliban. []

Baca Juga: Vanuatu Diguncang Gempa Magnitudo 7,4

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Internasional
Asia
Internasional