Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tips Islami Mengatasi Rasa Takut dan Cemas dengan Efektif

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 18 detik yang lalu

18 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi tafakur (foto: ig)

Perubahan zaman yang begitu cepat sering kali memunculkan rasa cemas dan takut pada individu maupun kelompok masyarakat. Dalam perspektif psikologi, kecemasan ini timbul sebagai respons alami terhadap ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk memprediksi masa depan, terutama ketika perubahan melibatkan aspek teknologi, budaya, dan ekonomi yang memengaruhi pola hidup sehari-hari.

Sementara itu, dari sudut pandang Islam, ketakutan terhadap perubahan zaman dapat terjadi akibat kurangnya pemahaman akan konsep tawakal kepada Allah dan kekhawatiran tentang dampak perubahan terhadap nilai-nilai agama. Rasa cemas dan takut ini menjadi tantangan yang membutuhkan solusi, baik dari pendekatan spiritual maupun ilmiah, agar individu tetap mampu menghadapi dinamika zaman dengan optimisme dan ketenangan hati.

Rasa takut dan cemas adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, keduanya dapat mengganggu kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual. Dalam Islam, terdapat panduan untuk mengatasi rasa takut dan cemas berdasarkan dalil Al-Qur’an dan hadis. Berikut adalah penjelasan ilmiah dan syar’i tentang bagaimana seorang Muslim dapat menghadapi rasa takut dan cemas secara islami.

Pertama, Tawakal kepada Allah

Baca Juga: Peran Masjid Al-Aqsa dalam Sejarah Islam dan Perjuangan Palestina, Fakta Penting yang Wajib Diketahui

Tawakal berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha dengan maksimal. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (Qs. At-Talaq: 3)

Penelitian dalam psikologi menunjukkan bahwa keyakinan terhadap kekuatan yang lebih besar (religiusitas) dapat membantu mengurangi kecemasan. Tawakal memberikan ketenangan hati karena seseorang merasa bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah.

Baca Juga: Urgensi Penyajian Berita Faktual dan Positif Berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, dan Pandangan Ulama

Kedua, Berzikir untuk Menenangkan Hati

Allah menjelaskan bahwa hati menjadi tenang dengan mengingat-Nya:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Ra’d: 28)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-27] Kebajikan dan Dosa

Zikir seperti membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan istighfar dapat menurunkan stres. Penelitian modern juga mendukung manfaat meditasi dan pengulangan kata-kata positif untuk meredakan kecemasan.

Ketiga, Shalat Sebagai Sarana Mendekat kepada Allah

Shalat adalah ibadah yang menenangkan jiwa. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَا بِلَالُ، أَقِمِ الصَّلَاةَ، أَرِحْنَا بِهَا

Baca Juga: Saksi di Hadapan Allah: Bukti Pembelaan Muslim untuk Palestina dan Masjid Al-Aqsa

“Wahai Bilal, dirikanlah shalat, istirahatkanlah kami dengannya.” (HR. Ahmad)

Shalat mengarahkan perhatian kepada Allah, membantu melupakan sejenak kekhawatiran dunia, dan menciptakan ketenangan hati. Ilmuwan menemukan bahwa aktivitas fisik, seperti gerakan dalam shalat, dapat meningkatkan aliran darah dan meredakan ketegangan otot.

Keempat, Berdoa dengan Ikhlas

Berdoa adalah cara untuk meminta pertolongan kepada Allah. Dalam doa, seorang Muslim menyerahkan segala kecemasan kepada Sang Pencipta. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa,

Baca Juga: Ketika Syahwat Makan Menguji Para Penghafal Al-Qur’an

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Berdoa memberi harapan dan keyakinan akan adanya solusi atas masalah yang dihadapi.

Kelima, Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi hati yang gelisah. Allah berfirman:

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-26] Setiap Kebaikan adalah Sedekah

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-Isra’: 82). Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah.

Keenam,  Memperbanyak Istighfar

Istighfar adalah memohon ampun kepada Allah, yang dapat menghapus dosa dan membawa ketenangan jiwa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا

“Barang siapa yang membiasakan istighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesusahan dan kelapangan dari setiap kesempitan.” (HR. Abu Dawud)

Ketujuh, Membangun Optimisme

Islam mengajarkan untuk selalu berpikir positif dan berharap yang terbaik. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

يُعْجِبُنِي الْفَأْلُ الصَّالِحُ، الْكَلِمَةُ الْحَسَنَةُ

“Aku menyukai optimisme yang baik, yaitu kata-kata yang baik.” (HR. Bukhari dan Muslim). Optimisme membantu seseorang fokus pada solusi daripada masalah.

Kedelapan, Bersedekah untuk Menghilangkan Kecemasan

Bersedekah tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan ketenangan kepada diri sendiri. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ مِيتَةَ السُّوءِ

“Sedekah memadamkan murka Allah dan mencegah kematian yang buruk.” (HR. Tirmidzi). Penelitian menunjukkan bahwa tindakan memberi meningkatkan hormon kebahagiaan seperti endorfin.

Mengatasi rasa takut dan cemas membutuhkan kombinasi usaha spiritual dan psikologis. Islam memberikan solusi yang komprehensif, seperti tawakal, zikir, shalat, doa, membaca Al-Qur’an, istighfar, optimisme, dan sedekah. Dengan mengamalkan ajaran Islam, seorang Muslim tidak hanya dapat meredakan kecemasan, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Sebesar apa pun rasa cemas dan takut yang dirasakan dalam menghadapi perubahan zaman atau masalah-masalah lainnya yang dihadapi, seorang Muslim harus meyakini bahwa hanya Allah-lah satu-satunya yang mampu menghilangkan segala bentuk kecemasan dan ketakutan tersebut. Allah berfirman,

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6-7)

Dengan bersandar kepada Allah melalui tawakal, doa, dan usaha yang ikhlas, seorang Muslim akan memperoleh ketenangan jiwa serta kekuatan untuk menghadapi segala tantangan. Rasa takut akan sirna, dan hati akan dipenuhi dengan keyakinan bahwa Allah senantiasa memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan. Maka, hendaknya kembalikan kepada Allah dalam setiap keadaan, karena Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Rekomendasi untuk Anda