Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tips Perjalanan dan Liburan, Panduan Sesuai Ajaran Islam

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Perjalanan ke kampung halaman (foto: dok MINA)

Liburan dan perjalanan sering menjadi momen yang dinanti untuk melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari. Terlebih dalam momen tahun baru atau liburan sekolah, tentu banyak masyarakat Indonesia memanfaatkan momen tersebut untuk liburan dan melakukan perjalanan.

Dalam Islam, bepergian tidak hanya dipandang sebagai aktivitas duniawi, tetapi juga dapat menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai tuntunan agama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai panduan dalam perjalanan dan liburan menurut syariat agar bernilai ibadah dan menjadi ladang pahala diantaranya adalah:

Niat Ibadah

Baca Juga: Menjaga Akhlak dan Kebiasaan Belajar Santri Saat Liburan

Setiap aktivitas dalam Islam, termasuk perjalanan, dimulai dengan niat. Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى،… (متفق عليه)

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya,…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, niatkan perjalanan Anda untuk tujuan yang baik, seperti menjalin silaturahmi, mencari ilmu, atau merenungi kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya.

Baca Juga: Empat Keutamaan Hari Senin, Salah Satu Hari Spesial yang Dipilih Allah untuk Umat Islam

Hindari niat yang bertentangan dengan syariat, seperti untuk pamer atau melakukan perbuatan maksiat.

Berdoa Sebelum Berangkat

Sebelum memulai perjalanan, disunnahkan membaca doa agar perjalanan diberkahi dan dilindungi oleh Allah. Doa perjalanan yang diajarkan Rasulullah ﷺ adalah:

سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ (الزخرف [٤٣]: ١٣ــ١٤)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-32] Larangan Berbuat Madarat

“Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.” (QS. Az-Zukhruf: 13-14)

Doa ini mengingatkan kita bahwa segala kemudahan dan fasilitas yang digunakan selama perjalanan adalah anugerah dari Allah Ta’ala. Maka seyogyanya kita meminta pertolongan dan memuci asma-Nya.

Memilih Tujuan Wisata yang Halal dan Bermanfaat

Pilihlah tempat liburan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hindari lokasi yang cenderung mendukung aktivitas maksiat atau tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Baca Juga: Dakwah Sunan Kudus dan Hubungannya dengan Kota Al-Quds di Palestina

Destinasi yang mendukung kegiatan edukasi, mempererat silaturahmi, atau meningkatkan rasa syukur kepada Allah sangat dianjurkan.

Menjaga Ibadah di Mana Pun Berada, terutama Shalat Fardhu

Shalat adalah kewajiban utama yang tidak boleh ditinggalkan, bahkan saat dalam perjalanan. Islam memberikan keringanan berupa rukhsah, seperti menjamak atau mengqashar shalat, untuk memudahkan pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Pastikan Anda mengetahui arah kiblat dan membawa perlengkapan shalat seperti sajadah kecil atau kompas kiblat.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Bumi ini dijadikan untukku sebagai masjid (tempat sujud) dan suci.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Ciri-Ciri Suami Durhaka dalam Pandangan Islam

Hadits di atas menunjukkan bahwa kita bisa melaksanakan shalat di mana saja selama tempat tersebut bersih dan layak.

Bersikap Rendah Hati dan Tolong-Menolong

Dalam perjalanan, penting untuk menjaga sikap rendah hati dan saling membantu siapa saja yang memerlukan pertolongan. Di sinilah peran penting seorang amir (pemimpin) dalam perjalanan. Ia akan memberi arahan tentang hal terbaik yang harus dilakukan jika terjadi hal-hal yang urgen dan darurat.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR. Abu Dawud). Artinya, kita harus saling melayani dan memperhatikan kebutuhan sesama, terutama teman perjalanan.

Baca Juga: Keutamaan Ikhlas dalam Hidup Sehari-hari

Jika bepergian dalam kelompok, pilihlah pemimpin perjalanan yang bijaksana untuk mengatur kegiatan. Hindari konflik dengan saling memahami dan bertoleransi.

Menikmati Keindahan Alam, Memuji Allah atas Kebesaran-Nya

Liburan sering kali menjadi momen untuk menikmati keindahan alam. Dalam Islam, merenungi ciptaan Allah adalah bentuk ibadah. Allah berfirman:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ (ال عمران [٣]: ١٩٠)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-31] Sikap Zuhud terhadap Dunia

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran [3]: 190)

Saat menikmati alam, jangan lupa untuk bersyukur atas keindahan dan nikmat yang Allah berikan.

Hindari merusak lingkungan atau membuang sampah sembarangan karena menjaga kelestarian alam juga merupakan bagian dari amanah sebagai khalifah di bumi.

Mengatur Keuangan dengan Bijak

Baca Juga: Bahaya Sifat Sombong dalam Islam

Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam membelanjakan harta. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra’: 26-27)

Buatlah anggaran perjalanan yang sesuai dengan kemampuan. Hindari berutang untuk liburan dan prioritaskan kebutuhan yang penting.

Dengan pengelolaan yang baik, liburan dapat berjalan lancar tanpa meninggalkan beban finansial.

Menjaga Adab dan Etika

Baca Juga: Tadabbur Surat Thaha Ayat 124: Kehidupan Sempit Akibat Berpaling dari Peringatan Allah

Saat bepergian, jagalah adab dan etika, baik terhadap sesama manusia maupun lingkungan. Bersikaplah sopan kepada penduduk lokal, hormati adat setempat yang tidak bertentangan dengan Islam, dan jauhi perilaku yang dapat merugikan orang lain.

Membawa Perbekalan yang Cukup

Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seseorang bepergian kecuali dengan membawa bekal.” (HR. Abu Dawud).

Bekal yang dimaksud mencakup kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan, serta bekal spiritual seperti dzikir dan doa.

Baca Juga: Membangkitkan Semangat Al-Aqsa dalam Jiwa Anak-Anak Muslim

Mengucapkan Doa Ketika Kembali

Setelah perjalanan selesai, ucapkan doa kembali ke rumah:

آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ (رواه مسلم)

“Kami kembali, bertobat, beribadah, dan memuji Rabb kami.” (HR Muslim)

Doa ini mencerminkan rasa syukur atas perlindungan dan keselamatan selama perjalanan.

Dengan menjaga ibadah, sikap rendah hati, dan syukur selama perjalanan, liburan tidak hanya memberikan kesenangan duniawi tetapi juga menjadi ladang pahala. Selamat menikmati liburan, semoga menjadi berkah melimpah. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda