Tokoh Hamas Sebut Israel Takut Persatuan Palestina

Gaza, MINA – Tokoh Hamas Syaikh Hasan Yusuf mengatakan, pihak intelijen menginterogasi dirinya terkait kerjasama nasional dan pendekatan antara Fatah dan Hamas.

Dia mengungkapkan, pemanggilan pihak intelijen Israel terhadap dirinya di penjara Over pada Kamis (10/9), untuk mengingatkan dirinya agar tidak terlibat dalam rekonsiliasi internal , dan Israel tidak akan mengijinkan rekonsiliasi berjalan dengan sukses.

“Kami mengira sikap penolakan Israel terhadap rekonsiliasi Palestina, karena mereka takut terhadap persatuan rakyat Palestina, sehingga mereka berupaya memecah belah dan mengadu-domba elemen Palestina,” katanya dalam keterangan pers seperti dilaporkan Pusat Info Palestina.

“Hal inilah yang membuat kita harus merealisir persatuan dan rekonsiliasi, sehingga mampu meraih tujuan bersama,” imbuhnya.

Yusuf menegaskan bahwa upaya pendekatan antara Fatah dan Hamas ternyata tidak membuat senang Israel.

“Bangsa Palestina membutuhkan kesetian kita semua, termasuk para tawanan Palestina menginginkan persatuan dan rekonsiliasi sehingga mampu membebaskan mereka dari penjara Israel,” tuturnya.

Israel akhir-akhir ini mengintensifkan penangkapan terhadap pimpinan Hamas di Tepi Barat, dan para anggota parlemen fraksi perubahan dan reformasi, dan mengancam mereka untuk tidak terlibat dalam kerja nasional.

Aparat intelijen Israel memanggil Syaikh Hasan Yusuf (64) dari Ramallah untuk menghadap di penjara Over, Ramallah barat, Tepi Barat.

Sejumlah sumber melaporkan, Syaikh Yusuf menerima panggilan telephone dari pihak intelijen Israel untuk menghadap mereka di penjara Over Ramallah pukul 11 siang.

Sebulan sebelumnya, Israel membebaskan Syaikh Hasan Yusuf setelah mendekam selama 15 bulan sebagai tawanan administrative.

Beberapa waktu terakhir, terlihat upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah, dalam rangka menghadapi konspirasi Israel lewat deal of century, aneksasi Israel dan normalisasi, terkahir lewat pertemuan para sekjen faksi-faksi Palestina.

“Upaya-upaya itu ternyata mengganggu ketenangan Israel, dan mereka berusaha menggagalkan langkah persatuan ini,” katanya. (T/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.